Se-taratuntungnya Film Uttaran, Namun Ada Fakta yang Harus Kita Akui

Yang jelas gue ga tau mereka berdua ini siapa dan screenshot pada episode berapa.
Uttaran merupakan film drama romansa dari India yang banyak digemari oleh komunitas emak-emak sejagad. Sekaligus film paling dibenci oleh bapak-bapak. Namun kita patut bersyukur dan berbahagia, karena film ini sudah dimusnahkan dari layar TV sebelum TV anda di musnahkan suami anda. Di Indonesia, serial ini ditayangkan di ANTV dari tanggal 21 September 2015 sampai 18 September 2016.

Film Uttaran sendiri telah menghasilkan dua season dengan total 1.549 episode. Awalnya, Uttaran hanya ditayangkan selama 1,5 jam mulai pukul 14.00, tetapi karena para penonton Indonesia sangat tertarik dengan drama serial ini, permintaan pun mulai banjir berdatangan dan akhirnya durasi tayang Uttaran bertambah menjadi 3 jam setiap harinya. Whats, are you kidding me? gue gabisa bayangin gimana sabarnya bapak-bapak saat TV rumahnya disabotase komunitas emak-emak buat nonton Uttaran.

Namun se-taratuntungnya film Uttaran, tapi tahukah anda. Film uttaran adalah film yang menampilkan latar cerita modern namun tidak menghilangkan khas budaya India sendiri.

Uttaran adalah film dimana artisnya tetep memakai pakaian sari (tradisional) sebagai pakaian tradisional walaupun ini film diproduksi dalam settingan latar modern. Kita dapat mengambil refleksi dari film ini bagaimana mereka bisa mempromosikan dan mempertahankan budayanya melalui industri film.

Nah, Indonesia yang "katanya" sangat menjunjung tinggi nilai kebudayaan bumi pertiwi dengan selogan-selogan back to nusantara, bahkan Islampun di nusantarakan. Hampir tidak ada media propaganda seperti film yang menampilkan kebudayaan Indonesia secara kental seperti film India. Kecuali memang film yang settingan latar tempoe doeloe, dan itu wajar sih tuntutan settingan film.

Terlebih lagi negeri yang "katanya" menjunjung tinggi kenusantaraan ini malah mengimpor produk luar seperti LGBT yang saat ini oleh mereka-mereka aktivis "kenusantaraan" sendiri menganggap biasa dan lumrah, sedang itu sendiri bukan budaya kita.

Mana film-film indonesia yang menampilkan pakaian-pakaian tradisional seperti yang dapat dilakukan oleh film-film india? tidak ada.

Memang kelihatannya kurang proporsional dengan model kehidupan kita di Indonesia jika diperlakukan seperti itu. Berbeda di India yang pakaian tradisionalnya masih dipakai dalam keseharian.

Tapi keep in mind ini cuma opini. Maksudnya, kenapa lalu kita lebih sangat berbangga pada produk budaya luar daripada budaya lokal?. Media visual itu seperti TV dan apapun itu merupakan media propaganda. Kenapa kita selalu memperomosikan budaya luar?

Itu artinya slogan-slgan "nusantara" itu diciptakan bukan sebagai media untuk membangkitkan cinta tanah air. Tapi sebagai media proganda untuk tujuan tertentu atau kepentingan tersendiri. Baik itu untuk menjatuhkan suatu pandangan hidup ataupun untuk mendukung suatu ideologi.

Over all, ini hanya sebatas opini. Bagaimana menurut pendapat kalian? coba beri tahu aku di kolom komentar.

Sumber http://www.zulfanafdhilla.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel