Nasib Ernest Setelah Menuduh Zakir Naik; Dari Pemutusan Kontrak Hingga Gagal Perform, Maaf Aja Ga Cukup!
Thursday, March 9, 2017
Dunia maya memang tempat yang bebas untuk mengekplorasi berbagai macam info, wawasan dan inspirasi. Begitupula kita juga bebas untuk menshare aspirasi kita. Tapi ingat, sebebas-bebasnya dunia maya juga harus memerhatikan beberapa hal. Itulah sebabnya kenapa kamu harus cukup dewasa jika bermain dunia maya, supaya tidak salah klik dan salah ketik.
Kasus Ernest bisa jadi salah satu pelajarannya. Setelah Uus dengan kicauan meresahkan, kemarin Ernest juga ikut-ikutan. Pastinya kamu sudah tahu. Yang pasti, kelakuan kedua orang ini dapat merusak harmoni sosial kemasyarakatan di Indonesia.
Banyak jargon yang mengatakan, kita ini negara majemuk, harus saling menghormati dan tenggang rasa ataupun keluhan-keluhan kok semakin hari Indonesia semakin panas ya?. Mau tidak mau, keadaan seperti itu akan terus ada dan akan terus mekar seperti penyakit kangker apabila kelakuan seperti Ernest dan Uus dilestarikan. Jauh sbelum itu Ahok telah membuktikan kalau mulut itu tidak boleh sembarangan dikeluarkan jika tidak mau jadi malapetaka.
Memang benar Uus telah meminta maaf setelah ia tidak lagi tampil di TV, dan juga begitu Ernest setelah kontraknya diputus dan sebagainya tetapi tidak cukup disitu saja sob. Jauh-jauh hari sang sepuh juga sudah meminta maaf setelah ucapan menyakitkan yang membangkitkan ummat Muslim satu negara ini. Faktanya, setelah itu mulutnya malah jadi malapetaka lagi setelah asal ucap kepada Kiai Ma'ruf Amin dan lalu minta maaf lagi.
Meminta maaf bukan berarti hukum dibatalkan dan goresan luka juga cepat sembuh. Tidak mungkin ada akibat apabila tidak ada sebab. Maka dampak nasib yang terjadi kepada Uus dan Ernest adalah konsekuensi dari perbuatannya. Walaupun sudah meminta maaf. Coba dibayangin gimana jadinya jika banyak orang berbuat salah dan dengan mudahnya meminta maaf lalu selesai. Hidup tidak begitu broo, hidup tidak seperti harapan kepalamu itu, kita hidup bermasyarakat buka ber-keinginanmu semata.
Kita tahu akhir-akhir ini isu agama menjadi hal yang sangat sensitif karena lagi panas-panasnya. Dan jika kamu-pun ikut memperkeruh, maka kamu menjadi sumber masalah lagi atas global warming yang sedang terjadi. Ernest seharusnya mengerti itu.
Pasca tersebarnya kicauan "jahadnya" itu, netizen geram. Cacian, makian dan hujatan meluncur melesat begitu cepat dan menyebar ke media sosial. Dan itu menurut pendapat aku wajar, dia pantas mendapatkan itu. Tidak seharusnya kita membuat postigan seenak perutnya, berani berbuat ya berani menerima resikonya.
Dampak dari marahnya netisen akhirnya muncul tagar #boikottolakangin. Bukan karena tolak anginnya, tapi karena Ernest yang jadi brand ambassadornya. Lihat, bagaimana kelakuan seseorang dapat menimbulkan malapetaka kepada orang lain. Ini membuktikan betapa pendosa (orang yang bersalah) itu benar-benar mendapat kutukan (siapapun yang dekat dengannya kena malapetakanya). Dan dengan seketika Tolak Angin memberikan konfirmasi bahwa mereka memutuskan kontrak dengan Ernest.
Tak hanya itu, kutukan terus berdatangan. Film-film terbarunya yang akan dirilis pun juga kena imbasnya. Ernest masih harus menyiapkan diri jika film-film buatannya terancam tak terlalu laku di pasaran. Pasalnya beberapa penggemarnya ikut kecewa dengan kicauan yang katanya memfitnah Zakir Naik. Disini kita lihat bagaimana mulutmu harimaumu menjadi kenyataan.
Terakhir, kutukan itu juga membuatnya gagal tampil perform yang akan diadakan pada tanggal 11 Maret 2017 di Banda Aceh. Panitia penyelenggara Stand Up Comedy Comic Life menggelar konferensi pers di salah satu warung Kopi Aceh, terkait pembatalan tampilnya Ernest Prakarsa yang akan diselenggarakan oleh Himpunan Ilmu Politik Unsyiah di AAC Dayan Dawood Unsyiah, Banda Aceh.
Ketua Panitia Acara Stand Up Comedy Comic Life, Andri mengatakan bahwa pembatalan tampilnya Ernest ini terkait cuitannya di akun Twitter yang diduga menghina salah satu ulama internasional beberapa hari lalu. Mayoritas masyarakat Aceh dan Ormas Islam disana sepakat untuk memboikot Ernest.
Walaupun Erenst akhirnya sudah meminta maaf, sepertinya dia harus menerima hukuman sosial. Hukuman sosial ini menjadi kutukan baginya akhibat mengabaikan petuah mulutmu harimaumu. Tak hanya itu, orang-orang yang memiliki kolaborasi dengannya juga dirugikan akibat kutukan yang menjadi malapetaka bagi mereka. Akhirnya mereka menjauh (boikot), mereka tidak ingin mendapatkan imbas lebih.
Akhirnya tulisan ini saya tulis sebagai bentuk aspirasi saya, ungkapan perasaan sekaligus bahan renungan baik kepada Muslim maupun non-muslim. Saya tidak ingin menjelekkan oknum, tujuan tulisan ini ingin membuktikan bahwa konsekuensi itu ada maka berfikirlah sebelum bertindak. Open your eyes and think smart!.