Inilah Filosofi Wanita yang Harus Dimengerti Lelaki
Sunday, March 26, 2017
Ini merupakan intisari dari ceramahnya Ustadz Riyadh Bajrey mengenai filosofi wanita dalam kajian dengan tema Kisah Fatimah Bintu Rasulillah. Beliau menjelaskan sebuah karakter penting yang sudah permanen dalam jiwa raga wanita yang memang harus dimengerti oleh setiap lelaki.
Dalam sebuah hadits menyebutkan. Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda,
“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Maka sikapilah para wanita dengan baik.” (HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186)
Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.” (HR. Muslim)
Ini adalah perintah untuk para suami, para ayah, saudara saudara laki laki dan lainnya untuk menghendaki kebaikan untuk kaum wanita, berbuat baik terhadap mereka , tidak mendzalimi mereka dan senantiasa memberikan ha-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Ini yang diwajibkan atas semua orang berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam, “Berbuat baiklah kepada wanita.”
Sifat kebengkokan yang disebutkan dalam hadits mengisyaratkan sebuah karakteristik yang dimiliki oleh setiap wanita. Karakter itu sendiri dipertegas dan diperjelas apabila kebengkokan itu diluruskan maka ia akan patah. Dan apbila dibiarkan maka ia akan terus bengkok seperti itu.
Dan salah satu sifat karaktristik kebengkokan itu adalah sifat Pencemburu seorang wanita. Oke, sebelumnya mungkin tulisan ini khusus diperuntukkan bagi laki-laki. Baik itu seorang ayah yang memiliki anak wanita, suami terhadap istrinya, abang kepada adik wanitanya maupun kepada wanita-wanita lainnya.
Dalam sebuah hadits lain, Rasulullah –shalallahu ‘alayhi wa sallam– mewasiatkan kaum lelaki untuk berlaku lembut kepada wanita, yang beliau umpamakan sebagai kaca kaca, (atau ada yg menerjemahkannya dengan kristal, atau ada yang menerjemahkan dengan gelas gelas kaca).
Indah sekali ungkapan tersebut. Mereka adalah ibu kita, bibi kita, saudara perempuan kita, para istri, hingga akhowat saudara kita seiman..
“Lembutlah kepada kaca-kaca (maksudnya para wanita)”
(HR Al-Bukhari V/2294 no 5856, Muslim IV/1811 no 2323, An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubro VI/135 no 10326 dan ini adalah lafal An-Nasa’i)
Berkata Romahurmuzi, “Para wanita dikinayahkan dengan kaca karena lembutnya mereka dan lemahnya mereka yang tidak mampu untuk bergerak gesit. Para wanita disamakan dengan kaca karena kelembutan, kehalusan, dan kelemahan tubuhnya”…yang lain berkata bahwasanya para wanita disamakan dengan kaca karena begitu cepatnya mereka berubah dari ridho menjadi tidak ridho dan tidak tetapnya mereka (mudah berubah sikap dan pikiran) sebagaimana dengan kaca yang mudah untuk pecah dan tidak menerima kekerasan” (Fathul Bari X/545)
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin, “…Sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya menjauh darimu sejauh bintang di langit, dan dengan sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya dekat hingga di sisimu” (Asy-Syarhul Mumti’ XII/385)
Berkata Al-Qodhi ‘Iyadh, “Para wanita disamakan dengan kaca karena lemahnya hati mereka” ( Masyariqol Anwaar II/177).
Mari kita simak kembali kisahnya Sarah salah seorang Istri Nabi Ibrahim untuk menegaskan bagaimana karaskteristik wanita yang harus difahami oleh lelaki.
Sarah merupakan wanita yang sangat cantik. Saat awal perjumpaannya Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Luth a.s pergi ke wilayah Syam. Mereka bertemu dengan paman Nabi Ibrahim. la memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Sarah. Ibrahim a.s pun berkata, "Belum ada wanita cantik yang memiliki kecantikan seperti Hawa hingga saat ini selain Sarah."
Tidak hanya cantik yang luar biasa, Sarah juga merupakan wanita yang memiliki kadar keimanan yang tinggi. Suatu ketika Ibrahim a.s dan Sarah r.a hijrah ke Mesir, sebagai tempat singgah perjalanan mereka. Saat itu Mesir dipimpin oleh seorang raja kafir yang suka berfoya-foya dan zalim. Raja itu bernama 'Amr bin Amru' Al-Qais bin Mailun.
Setiap mendengar ada wanita cantik, ia selalu ingin memilikinya. Jika wanita itu telah memiliki suami, ia akan memaksa suaminya untuk menceraikan istrinya. Jika wanita itu adalah saudara dari seseorang yang dikenalnya, akan ia tinggalkan.
Kedatangan Ibrahim a.s dan istrinya yang sangat cantik diketahui oleh pengawal kerajaan. Pengawal itu langsung memberitahukan perihal tersebut kepada rajanya. Ia berkata, "Ibrahim datang bersama seorang wanita yang sangat cantik."
Hasrat sang raja tiba-tiba menggebu dan menyuruh pengawalnya untuk memanggil mereka berdua. Ibrahim pun datang menemui raja yang zalim itu. Di hadapan Ibrahim a.s, raja zalim itu bertanya, "Siapakah wanita yang bersamamu itu?"
Ibrahim a.s menjawab, "Saudariku." Sambil berbisik kepada istrinya, "Jangan kaukatakan bahwa kau adalah istriku agar kau selamat. Katakanlah kau adalah saudariku. Demi Allah di bumi ini hanya kita berdua yang mukmin!"
Kemudian datanglah raja itu menemui Sarah. Setelah Sarah masuk, dia mulai menjulurkan tangannya berusaha menyentuh Sarah. Sarah berdoa; “Ya Allah, jika (benar) aku beriman kepada-Mu dan kepada rasul-Mu serta memelihara kehormatanku selain terhadap suamiku, janganlah Engkau beri kekuasaan kepada orang kafir ini terhadapku.” Tiba-tiba raja itu terhenti napasnya, hingga jatuh bertekuk lutut. Raja itu berkata, ‘Doakanlah aku kepada Allah, aku tidak akan menyakitimu.’ Sarah berdoa kepada Allah, lalu dia pun terlepas.
Kemudian dia mencoba menyentuh kedua kalinya, tetapi tertahan seperti yang pertama bahkan lebih keras. Raja itu berkata, ‘Doakanlah aku kepada Allah, aku tidak akan menyakitimu.’ Sarah berdoa kepada Allah, lalu dia pun terlepas. Jika dilihat, sebegitu shalihah-nya Sarah hingga do'a-do'anya mustajab terkabul dalam seketika.
Lalu dia memanggil sebagian pengawalnya, dan berkata, ‘Sungguh, kamu bukannya membawa manusia kepadaku, tetapi setan.’ Raja itu pun menyerahkan Hajar kepada Sarah sebagai pelayan.
Hamba sahaya itu adalah Siti Hajar, seorang budak, tetapi kecantikannya tampak terpancar di wajahnya. Ia awalnya seorang permaisuri dari kerajaan lain yang ditaklukkan oleh mereka kemudian dijadikan budak. Ia cerdas, beraklak mulia, dan bermental kuat. Kelak ia akan dinikahi oleh Ibrahim a.s dan melahirkan seorang nabi mulia bernama Ismail a.s.
Anak yang ditunggu-tunggu Ibrahim datang dari Hajar, dan Ibrahim-pun condong kepadanya. Sarah yang memiliki tingkat keimanan tinggi itupun cemburu kepada Hajar karena ia belum bisa memberikan keturunan kepada Ibrahim. Ia bersumpah ingin memotong tiga anggota badannya sendiri. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam khawatir ia akan memotong hidung dan telinganya, lalu beliau menyuruh Sarah untuk melubangi telinganya dan berkhitan. [Dalam Tufatul Maudud, Hal.164]
Sehingga Allah perintahkan Ibrahim membawa pergi jauh Hajar ke Makkah bersama Ismail, dan berlanjut kisahnya seperti yang kita ketahui. Dari keturunannya Ismail inilah lahir keturunan bangsa Arab. Ibrahim lalu kembali ke Syam, Sarah mengandung dan melahirkan Ishaq dan dari sinilah muncul bangsa Bani Isra'il.
Lihat Sarah yang imannya luar biasa, kalau lagi cemburu yang cemburu. Wanita setinggi apapun imannya ya tetap wanita. Coba lihat bagaimana kisah cemburunya Aisyah, ummul mukminin dan bagaimana sikap Rasulullah menyikapinya.
Suatu ketika Aisyah cemburu ketika Shafiyyah (salah satu Istri Rasul) yang sangat pandai memasak mengirimkan makanan berupa roti yang dicampur kuah untuk Rasulullah oleh pembantunya. Saat itu Rasulullah berada di rumah Aisyah bersama sahabat. Seketika melihat itu badan Aisyah gemetar karena rasa cemburu yang menggelegak. Aisyah menepis tangan pembantu yang membawa mangkuk, sehingga mangkuk itu pun jatuh dan pecah. Nabi Shalallahu alaihi wassalam langsung memunguti roti itu dan meletakkan kembali diatas mangkuk, seraya berkata, “makanlah. Ibu kalian sedang cemburu.” setelah itu beliau menunggu mangkuk pengganti dan memberikan mangkuk yang pecah itu kepada Aisyah”.
Lihat, Aisyah alaihasalam ummuk mukminin, dengan kecerdasannya, kepintarannya keimanan dan keshalihannya, sahabat berkata tidak ada suatu permasalahan fiqh yang kita bingung pasti ditemui jawabannya dari Aisyah. However Women is women, bagaimanapun wanita ya tetap wanita. Tapi lihat sikap teladannya Rasul, beliau tidak marah, malah mengatakan Ibu kalian sedang cemburu.
However Women is women, bagaimanapun wanita ya tetap wanita. Dan wanita itu dicintai karena bengkoknya itu, manja-manjanya, cerobohnya, cemburuannya, ngambek-ngambeknya dan itulah kesempurnaanya. Ya kalau wanita itu lempeng, lurus-lurus saja, mandiri, ga ada cerobohnya, tegas dan gegap. Ya kayak hombrey broo, kayak homo.
Oleh karenanya wanita dan laki-laki itu diciptakan dengan kecenderungan yang berbeda. Lelaki cenderung pada logika, sedangkan wanita pada perasaan. Supaya saling melengkapi.
However Women is women, wanita itu dicintai karena kebengkokannya itu; dari manja-manjanya, cerobohnya, cemburuannya, keponya, ngambek-ngambeknya dan itulah kesempurnaanya. Lelaki mencintai wanita karena sifat wanita itu, dan sifat wanita itu bengkok.
Ustadz Riyadh Bajrey kemudian menambahkan "wanita ya wanita. Makhluk Allah paling indah, paling misterius dan nyebelin kadang-kadang.", canda beliau.
Nah, demikianlah sedikit intisari dari ceramah beliau. Tulisan ini dikhususkan buat para ikhwan, tapi jika ada akhwat yang juga membacanya jangan malah menjadi alasan untuk menegaskan kebengkokannya itu, waah, bisa kacau dunia. Dan yang terpenting perlu diketahui, kebengkokan pada wanita itu bukan suatu kekurangan, tapi memang mereka itu seperti itu.
Jadi kalau ada kawan akhwat yang kadang bikin nyebelin, aneh dan membingungkan harap dimaklumi memang disitu kekurangan mereka. Terutama sama ibu sendiri, adik sendiri apalagi sama istrinya sendiri.