845 Ribu Siswa SMK akan Ikuti Pendidikan dari Industri
Sunday, March 19, 2017
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mulai menjalankan program pendidikan vokasi industri bagi siswa dan guru sekolah menengah kejuruan (SMK). Program ini ditargetkan memberikan fasilitas praktik kerja industri bagi 845 ribu siswa SMK hingga tahun 2019.
Peluncuran program pendidikan vokasi industri berlangsung di pabrik alas kaki PT Dwi Prima Sentosa, Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Selasa (28/2/2017). Peluncuran program ini dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan istri Mufidah Jusuf Kalla, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menperin Airlangga Hartarto, Gubernur Jatim Soekarwo, para walikota dan bupati di Jatim, para pimpinan perusahaan industri dan kepala SMK.
"Sekarang SDM industri sudah masuk katergori demand driven, permintaan dari dunia usaha makin lama makin besar. Untuk itu diperlukan program strategis untuk memastikan industri Indonesia makin menyerap tenaga kerja," kata Airlangga.
Oleh sebab itu, lanjut Airlangga, Kemenperin meluncurkan program pendidikan vokasi industri. Menurut dia, program ini merupakan implementasi Inpres No 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi SMK dalam menungkatkan kualitas dan daya saing SDM Indonesia.
"Tugas Kemenperin meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha, memberi akses lebih luas bagi siswa SMK untuk melakukan praktik kerja lapangan dan program magang industri bagi guru SMK," ujarnya.
Peluncuran program pendidikan vokasi industri ini juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman 5 menteri, yakni Menperin, Mendikbud, Menriset Dikti, Menaker, dan Menteri BUMN. Sebagai tahap awal, kata Airlangga, program ini diterapkan di Jatim yang melibatkan 49 perusahaan industri dan 214 SMK.
"Selanjutnya secara bertahap diluncurkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Banten. Target kami sampai 2019, menyentuh 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa kerja sama dengan 355 perusahaan industri," terangnya.
Sebagai kelanjutan program pendidikan vokasi industri ini, kata Airlangga, akan dilakukan penyelarasan kurikulum pendidikan sesuai kebutuhan industri, penyediaan workshop, laboratorium dan teaching factory untuk praktik kerja industri siswa dan magang industri bagi guru SMK. Selain itu, akan dilakukan penyediaan instruktur dan silver expert dari industri, pembangunan infrastruktur kompetensi di SMK, serta pemberian sertifikat perusahaan industri kepada siswa SMK.
"Dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan kerjasama dengan Kemenristek Dikti tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi di luar kampus utama bekerjasama dengan industri. Program tambahan ini untuk menambah kompetensi lulusan SMK selama setahun setara dengan D1," cetusnya.
Tak hanya itu, tambah Airlangga, upaya peningkatan SDM juga melalui program diklat dengan sistem 3 in 1 (pelatihan sertifikasi kompetensi penempatan kerja). Tahun ini ditargetkan 22 ribu orang mengikuti program tersebut. Sementara tahun 2017 ditargetkan menyentuh 162 ribu orang.
Pada pembukaan diklat pertama hari ini, diikuti 300 orang. Terdiri dari operator mesin industri garmen 80 orang akan ditempatkan di PT Sritex Sukoharjo, diklat elektronika 50 orang akan ditempatkan di PT Yamaha Electronics Manufacturing Pasuruan, diklat alas kaki 100 orang akan ditempatkan di PT Dwi Prima Sentosa di Ngawi, diklat welding galangan kapal 70 orang PT PAL, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, PT Adiluhung, PT Lamongan Marine Industry, dan PT Komatsu Indonesia.
"Sejak 2014, sudah ada 483 peserta diklat welding galangan kapal, mereka dikirim ke Jepang 61 orang untuk magang 3 tahun di Mitsui Engineering Shipbuilding," tandasnya.
Sementara Gubernur Soekarwo menyambut baik peluncuran pendidikan vokasi industri di Jatim. Sebagai provinsi dengan 30% merupakan kawasan industri, pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo ini berharap ada peningkatan kualitas tenaga kerja.
"Tahun 2017, pelatihan kerja 28.000 angkatan kerja, 27.060 di UPT Pelatihan Kerja Jatim dan BLK Kabupaten dan kota, 60 orang pelatihan yang bekerjasama dg TNI AL, pemagangan 8.080 orang dengan dunia industri. Pengusahaa setuju untuk ditambah lagi," terang Airlangga
Sumber https://www.intipendidikan.com/
Peluncuran program pendidikan vokasi industri berlangsung di pabrik alas kaki PT Dwi Prima Sentosa, Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Selasa (28/2/2017). Peluncuran program ini dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan istri Mufidah Jusuf Kalla, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menperin Airlangga Hartarto, Gubernur Jatim Soekarwo, para walikota dan bupati di Jatim, para pimpinan perusahaan industri dan kepala SMK.
"Sekarang SDM industri sudah masuk katergori demand driven, permintaan dari dunia usaha makin lama makin besar. Untuk itu diperlukan program strategis untuk memastikan industri Indonesia makin menyerap tenaga kerja," kata Airlangga.
Oleh sebab itu, lanjut Airlangga, Kemenperin meluncurkan program pendidikan vokasi industri. Menurut dia, program ini merupakan implementasi Inpres No 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi SMK dalam menungkatkan kualitas dan daya saing SDM Indonesia.
"Tugas Kemenperin meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha, memberi akses lebih luas bagi siswa SMK untuk melakukan praktik kerja lapangan dan program magang industri bagi guru SMK," ujarnya.
Peluncuran program pendidikan vokasi industri ini juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman 5 menteri, yakni Menperin, Mendikbud, Menriset Dikti, Menaker, dan Menteri BUMN. Sebagai tahap awal, kata Airlangga, program ini diterapkan di Jatim yang melibatkan 49 perusahaan industri dan 214 SMK.
"Selanjutnya secara bertahap diluncurkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Banten. Target kami sampai 2019, menyentuh 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa kerja sama dengan 355 perusahaan industri," terangnya.
Sebagai kelanjutan program pendidikan vokasi industri ini, kata Airlangga, akan dilakukan penyelarasan kurikulum pendidikan sesuai kebutuhan industri, penyediaan workshop, laboratorium dan teaching factory untuk praktik kerja industri siswa dan magang industri bagi guru SMK. Selain itu, akan dilakukan penyediaan instruktur dan silver expert dari industri, pembangunan infrastruktur kompetensi di SMK, serta pemberian sertifikat perusahaan industri kepada siswa SMK.
"Dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan kerjasama dengan Kemenristek Dikti tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi di luar kampus utama bekerjasama dengan industri. Program tambahan ini untuk menambah kompetensi lulusan SMK selama setahun setara dengan D1," cetusnya.
Tak hanya itu, tambah Airlangga, upaya peningkatan SDM juga melalui program diklat dengan sistem 3 in 1 (pelatihan sertifikasi kompetensi penempatan kerja). Tahun ini ditargetkan 22 ribu orang mengikuti program tersebut. Sementara tahun 2017 ditargetkan menyentuh 162 ribu orang.
Pada pembukaan diklat pertama hari ini, diikuti 300 orang. Terdiri dari operator mesin industri garmen 80 orang akan ditempatkan di PT Sritex Sukoharjo, diklat elektronika 50 orang akan ditempatkan di PT Yamaha Electronics Manufacturing Pasuruan, diklat alas kaki 100 orang akan ditempatkan di PT Dwi Prima Sentosa di Ngawi, diklat welding galangan kapal 70 orang PT PAL, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, PT Adiluhung, PT Lamongan Marine Industry, dan PT Komatsu Indonesia.
"Sejak 2014, sudah ada 483 peserta diklat welding galangan kapal, mereka dikirim ke Jepang 61 orang untuk magang 3 tahun di Mitsui Engineering Shipbuilding," tandasnya.
Sementara Gubernur Soekarwo menyambut baik peluncuran pendidikan vokasi industri di Jatim. Sebagai provinsi dengan 30% merupakan kawasan industri, pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo ini berharap ada peningkatan kualitas tenaga kerja.
"Tahun 2017, pelatihan kerja 28.000 angkatan kerja, 27.060 di UPT Pelatihan Kerja Jatim dan BLK Kabupaten dan kota, 60 orang pelatihan yang bekerjasama dg TNI AL, pemagangan 8.080 orang dengan dunia industri. Pengusahaa setuju untuk ditambah lagi," terang Airlangga