Prinsip-prinsip dalam Menerapkan Pembelajaran Joyfull Learning (PAKEM)
Monday, January 2, 2017
Prinsip-prinsip dalam Menerapkan Pembelajaran Joyfull Learning (PAKEM)
Sahabat Dunia Pendidikan yang berbahagia, Ciri-ciri atau karakteristik PAKEM adalah: Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik, mendorong kreativitas peserta didik dan guru, pembelajarannya efektif, pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik. Dan prinsip PAKEM antara lain:
- Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
- Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik
- Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
- Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan (Ismail, 2008: 46-47).
Menurut (Hadi Mustofa, 1998) lima metode kunci untuk merancang seting kelas yang konstruktif , yaitu:
- Melindungi pembelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan mengembangkan otonomi dan kontrol pemelajar, mendorong pengaturan diri dan membuat instruksi secara pribadi yang relevan dengan pemelajar.
- Menciptakan konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi pribadi.
- Mengkondisikan pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas belajar.
- Mendorong pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah laku yang memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam belajarnya.
- Mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan
Indikator PAKEM
Dalam penerapan PAKEM oleh pendidik atau guru bias dilihat dan dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses belajar mengajar dilaksanakan. Di samping itu, pendidik juga perlu memperhatikan berbagai prinsip ketika menerapkannya.
Kriteria ada atau tidaknya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan di antaranya dapat dilihat pada beberapa indikator berikut ;
INDIKATOR PROSES | PENJELASAN | METODE |
1. Pekerjaan Peserta Didik (Diungkapkan dengan bahasa/ kata-kata peserta didik sendiri). | PAKEM sangat mengutamakan agar peserta didik mampu berfikir, berkata-kata, dan mengungkap sendiri. | Guru membimbing peserta didik dan memajang hasil karya nya agar dapat saling belajar |
2. Kegiatan Peserta Didik (peserta didik banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri). | Bila peserta didik mengalami atau mengerjakan sendiri, mereka belajar meneliti tentang apa saja. | Guru dan peserta didik interaktif dan hasil pekerjaan peserta didik dipajang untuk meningkatkan motivasi. |
3. Ruang Kelas (Penuh pajangan hasil karya peserta didik dan alat peraga sederhana buatan guru dan peserta didik). | Banyak yang dapat dipajang di kelas dan dari pajangan hasil itu peserta didik saling belajar. Alat peraga yang sering digunakan diletakkan strategis. | Pengamatan ruangan kelas dan dilihat apa saja yang dibutuhkan untuk dipajang, dimana, dan bagaimana memajangnya |
4. Penataan Meja Kursi (Meja kursi tempat belajar peserta didik dapat diatur secara fleksibel). | Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai cara/metode/tehnik, misalnya melalui verja kelompok, diskusi, atau aktivitas peserta didik secara individual. | Diskusi kerja kelompok, kerja mandiri, pendekatan individual guru kepada murid yang prestasinya kurang baik, dsb. |
5. Suasana Bebas (Peserta didik memiliki dukungan suasana bebas untukmenyampaikan atau mengungkapkan pendapat). | Peserta didik dilatih untuk mengungkapkan pendapat secara bebas, baik dalam diskusi, tulisan, maupun kegiatan lain. | Guru dan sesama peserta didik mendengarkan dan menghargai pendapat peserta didik lain, diskusi, dan kerja individu. |
6. Umpan Balik Guru (Guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung memberi umpan balik agar peserta didik secara memperbaiki kesalahan). | Guru memberikan tugas yang mendorong peserta didik bereksplorasi; dan guru memberikan bimbingan individual atau pun kelompok dalam hal penyelesaian masalah. | Penugasan individual atau kelompok; bimbingan langsung; dan penyelesaian masalah. |
7. Sudut Baca (Sudut kelas sangat baik bila diciptakan sebagai sudut baca untuk peserta didik) | Sudut baca diruang kelas akan mendorong peserta didik gemar membaca. (Peserta didik didekatkan dengan buku-buku, jurnal, koran, dll) | Observasi kelas diskusi, dan pendekatan terhadap orangtua. |
8. Lingkungan Sekitar (Lingkungan sekitar sekolah dijadikan media pembelajaran). | Sawah, lapangan, pon, sungai, kantor pos, puskesmas, stasiun dan lain-lain dioptimalkan pemanfataannya untuk pembelajaran. | Observasi lapangan eksplorasi, diskusi kelompok, tugas individual, dan lain-lain. |
Hakikat Bahasa Jerman Sebagai Pembelajaran Bahasa Asing
Stern (1983: 21) berpendapat bahwa “Language teaching is defined as activities intended to bring about language learning, a theoryof language, teaching always implies concepts of language learning”.Makna dari kutipan tersebut adalah pembelajaran bahasa turut mengikutsertakan konsep pengajaran bahasa dan teori kebahasaan untuk dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mempelajari bahasa tersebut. Hal ini berarti bahwa belajar membutuhkan aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang kemampuan belajar bahasa itu sendiri.
Sembel (2003: 14) mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa dapat berjalan dengan baik perlu dilakukan dengan urutan yang benar,urutan tersebut adalah: Dimulai dengan mendengarkan bagaimana bahasa tersebut diucapkan. Setelah peserta didik bisa memahami input lisan, peserta didik perlu mencobanya sendiri untuk mengucapkannya.Selanjutnya, peserta didik boleh membaca atau melihat bagaimana input tersebut dituliskan. Terakhir peserta didik bisa mulai mempraktikkan bagaimana menuliskan input tersebut, selain empat keterampilan tersebut, terdapat aspek pendukung untuk menguasai empat keterampilan tersebut yaitu aspek tata bahasa atau gramatika bahasa Jerman.
Erdmenger (2000: 17) berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran guru bahasa harus memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam mempelajari suatu bahasa, yaitu:
- Bagaimana guru dapat membuat peserta didik tetap tertarik mempelajari bahasa yang dipelajari,
- Bagaimana guru membuat materi kebahasaan yang dipelajari lebih mudah diingat dan
- Bagaimana guru menganjurkan peserta didik untuk menggunakan bahasa yang mereka pelajari.
Pengertian Metode Everyone Is a Teacher Here
Istilah Everyone Is a Teacher Here berasal dari bahasa Inggrisyang berarti setiap orang adalah guru (Fachrurrozi dan Mahyuddin, 2010:206). Jadi metode Everyone Is a Teacher Here adalah suatu metode yangmemberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai“pengajar” terhadap peserta didik yang lain.
Dalam proses belajar mengajar informasi atau pengetahuan tidak harus berasal dari guru,peserta didik bisa saling mengajar dengan peserta didik yang lainnya.
- Menurut Silberman (2009: 171) metode ini merupakan cara tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu.
- Metode ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik yang lain.
- Metode Everyone Is a Teacher Here merupakan implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivistik yang menempatkan peserta didik sebagai subyek dalam pembelajaran.
- Metode ini dapat dilakukan bersamaan dengan metode ceramah. Metode ceramah sebagai dasar agar peserta didik mendapatkan pengetahuan dasar (prior knowledge).
- Dengan demikian peserta didik akan menjadi aktif dalam proses belajar mengajar dan mampumerekonstruksi pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator (Zaini, 2008: 60).
Hal ini sesuai dengan pendapat Silberman (2006: 2) yang menyatakan bahwa: When I only hear, I forget When I hear and see, I remember a little When I hear, see, and ask question and discuss with someone else, I begin to understand.When I hear, see, question, discuss, and do, I aquire knowledge and skill When I teach someone, I master what I have learned. Lecture 5 percent, Reading 10 percent, Audiovisuals 20 percent, Demonstration 30 percent, Discussion 50 percent, Practice by doing 75 percent, Teaching others 90 percent”.
Pelaksanaan Metode Everyone Is a Teacher Here Menurut Ismail (2008: 74) langkah-langkah metode Everyone Is a Teacher Here adalah sebagai berikut.
- Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.
- Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok, dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
- Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya.
- Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi peserta didik untuk angkat tangan bagi yang siap membaca, tanpa langsung menunjuknya)
- Mintalah dia memberikan respons (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya.
- Berikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan peserta didik agar termotivasi dan tidak takut salah.
- Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara peserta didik bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
- Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Everyone Is a Teacher Here
Djamarah dan Zaini (1997: 107) menyatakan bahwa metode Everyone Is a Teacher Here memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dari metode Everyone Is aTeacher Here.
- Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, sekalipun ketika itu peserta didik sedang ribut, yang mengantuk kembali segar dan hilang kantuknya.
- Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan dayapikir, termasuk daya ingatan.
- Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Metode Everyone Is a Teacher Here juga mempunyai beberapa kekurangan antara lain sebagai berikut.
- Memerlukan banyak waktu.
- Peserta didik merasa takut apabila guru kurang dapat mendorong peserta didik untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.
- Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikirdan mudah dipahami peserta didik.
Demikian Sahabat Dunia Pendidikan yang dapat disampaikan mengenai Prinsip-prinsip dalam Menerapkan Pembelajaran Joyfull Learning, semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin.