Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Prosedur
Friday, January 27, 2017
IndoINT.com_ Teks prosedur tersusun dari unsur-unsur kebahasaan. Unsur-unsur kebahasaan dalam sebuah teks beragam. Akan tetapi, setiap jenis teks memiliki unsur-unsur kebahasaan dominan. Unsur kebahasaan dominan tersebut dapat diidentifikasi dengan mudah sehingga menjadi ciri-ciri teks tersebut. Ciri-ciri kebahasaan teks cerita prosedur sebagai berikut.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, baik lisan maupun tulisan, yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Sementara itu, kalimat imperatif adalah kalimat yang berfungsi untuk memerintah orang lain.
Jenis-Jenis Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif meliputi beberapa jenis kalimat berikut.
1) Kalimat imperatif intransitif. Kalimat ini dibentuk dari kalimat deklaratif berpredikat verba dasar, frasa adjektival, frasa verbal berprefiks meng- dan ber-, serta frasa preposisional.
Contoh:
Keluar!
Beristirahatlah di rumahku saja!
Memasaklah dengan cepat!
Ke sinilah!
2) Kalimat imperatif transitif, kalimat ini menyerupai kalimat deklaratif pasif.
Contoh:
Carilah adikmu sekarang!
Juallah barang-barang tidak berguna itu!
3) Kalimat imperatif perintah atau suruhan. Dalam kalimat imperatif tipe ini, pembicara memerintah atau menyuruh lawan bicara melakukan sesuatu.
Contoh:
Ambil buku ini, lalu letakkan di atas meja!
4) Kalimat imperatif perintah halus.Dalam kalimat
Kalimat imperatif perintah halus. Dalam kalimat imperatif ini, pembicara memberi perintah secara halus kepada lawan bicara.
Contoh:
Tolong sampaikan salamku kepadanya.
5) Kalimat imperatif permohonan. Pembicara meminta lawan bicara melakukan sesuatu sesuai permohonan pembicara.
Contoh:
Kumohon jangan kau sakiti dia!
6) Kalimat imperatif ajakan dan harapan. Pembicara mengajak atau berharap lawan bicara melakukan sesuatu.
Contoh:
Ikutlah denganku menghadiri acara amal itu!
7) Kalimat imperatif larangan atau perintah negatif. Pembicara menyuruh dengan melarang lawan bicara melakukan sesuatu.
Contoh:
Dilarang merokok di ruangan ini!
8) Kalimat imperatif pembiaran. Pembicara menyuruh lawan bicara untuk tidak melarangnya melakukan sesuatu.
Contoh:
Berikan saya kesempatan untuk merokok di ruangan ini!
Verba aksi adalah verba yang menyatakan perbuatan. Perbuatan dalam verba menjelaskan sesuatu yang dilakukan oleh subjek.
Perhatikan beberapa contoh verba aksi berikut.
bermain
makan
minum
membaca
belajar
1. Menjelaskan sesuatu yang dilakukan subjek. Verba aksi dengan ciri ini menduduki posisi predikat dalam kalimat.
Perhatikan contoh berikut!
Saverius bermain bola di lapangan.
Kalimat tersebut terdiri atas beberapa konstituen atau unsur. Unsur Saverius sebagai subjek, bermain sebagai predikat, bola sebagai objek, dan di lapangan sebagai keterangan. Predikat kalimat tersebut berkategori verba aksi. Verba bermain menjelaskan sesuatu yang dilakukan subjek kalimat. Kalimat tersebut dapat menjadi jawaban atas pertanyaan Apa yang dilakukan Saverius?
2. Dapat digunakan dalam bentuk imperatif. Selain digunakan dalam kalimat deklaratif, verba aksi dapat pula digunakan dalam kalimat imperatif. Jenis kalimat imperatif mengandung verba aksi adalah kalimat perintah.
Perhatikan contoh berikut.
Baca buku ini!
Kalimat tersebut merupakan kalimat imperatif perintah. Dalam kalimat tersebut, pembicara memerintahkan pendengar untuk melakukan sesuatu, yaitu membaca buku yang ditunjuk pembicara. Kata baca dalam kelimat tersebut berkategori verba aksi.
Konjungsi adalah kata yang digunakan menghubungkan satu unsur dengan unsur lain. Konjungsu disebut juga kata penghubung. Konjungsi sering digunakan dalam teks cerita prosedur. konjungsi yang sering digunakan dalam teks cerita prosedur adalah pertama, kedua, ketiga, keempat, dan terakhir. Dalam teks cerita prosedur, konjungsi tersebut digunakan untuk menghubungkan satu langkah dengan langkah lain.
Dalam tataran kata, konjungsi termasuk kategori kata tugas. Sebagai bagian kata tugas, konjungsi merupakan kata nonreferensial. Dengan kata lain, konjungsi tidak mengacu pada benda tertentu diluar bahasa.
1) Konjungsi tidak memiliki referen.
Konjungsi seperti dan, atau, jika, dan sehingga tidak memiliki referen. kondisi tersebut disebabkan konjungsi memiliki fungsi berbeda dari jenis kata lain.
2) Konjungsi digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam kontruksi kebahasaan.
Bagian-bagian yang dihubungkan dapat berupa kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa denga klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
Perhatikan contoh berikut.
a. Asmar dan Asmir tidak masuk sekolah hari ini.
b. Baik para guru maupun para siswa sekolah pulang lebih awal hari ini.
c. Warga harus bersikap disiplin dalam membuang sampah sehingga lingkungan menjadi bersih.
d. Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Oleh karena itu, generasi muda harus bisa menghargai sejarah Indonesia.
Dalam kalimat a) Konjunsi dan menghubungkan kata Asmar dan Asmir. Konjungsi dan termasuk bagian konjungsi koordinatif. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang berkedudukan sama.
Kalimat a) merupakan turunan dari kalimat Asmar tidak masuk sekolah hari ini dan Asmir tidak masuk sekolah hari ini. Berdasarkan prinsip pelepasan, bagian sama dalam dua klausa tersebut dihilangkan sehingga menghasilkan kalimat a). Konjungsi koordinatif lain adalah atau, serta, tetapi, dan sedangkan.
Dalam kalimat b) Konjungsi baik... maupun... menghubungkan frasa dengan frasa. Konjungsi tersebut termasuk bagian konjungsi korelatif. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan bagian berstatus sama. Berbeda dengan konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif terdiri atas dua pasang kata. Contoh lain konjungsi korelatif adalah tidak hanya... tetapi juga... bukan hanya... melainkan juga... demikian... sehingga... sedemikian... rupa... sehingga.... entah... dan jangankan ...pun...
Dalam kalimat c) konjungsi sehingga menghubungkan klausa dengan klausa. Dalam kalimat tersebut terdapat dua klausa. Klausa pertama adalah warga harus bersikap disiplin dalam membuang sampah. Klausa kedua adalah sehingga lingkungan menjadi bersih. Konjungsi sehingga termasuk bagian konjungsi subordinatif.
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak berkedudukan sama. Satu klausa berkedudukan sebagai induk kalimat. Klausa lain berkedudukan sebagai anak kalimat. Induk kalimat merupakan kalimat yang dapat berdiri sendiri. Sementara itu, anak kalimat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga harus bergabung dengan induk kalimat.
Konjungsi Subordinatif memiliki jumlah anggota lebih banyak daripada konjungsi lain. Konjungsi subordinatif dapat dibagi sebagai berikut.
(1) Konjungsi subordinatif waktu
Contoh:
Sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, dan sampai.
(2) Konjungsi subordinatif syarat
Contoh:
jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, dan manakala.
(3) Konjungsi subordinatif pengandaian
Contoh:
andaikan, seandainya, umpamanya, dan sekiranya.
(4) Konjungsi subordinatif tujuan
Contoh:
agar, supay dan biar.
(5) Konjungsi subordinatif konsesif
Contoh:
biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, dan kendatipun.
(6) Konjungsi subordinatif pembandingan.
Contoh:
seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, dan alih-alih.
(7) Konjungsi subordinatif sebab
Contoh:
sebab, karena, oleh karena, dan oleh sebab.
(8) Konjungsi subordinatif hasil
Contoh:
Sehingga, sampai-sampai, dan makanya
(9) Konjungsi subordinatif alat
Contoh:
dengan dan tanpa
(10) Konjungsi subordinatif cara
Contoh:
dengan dan tanpa
(11) Konjungsi subordinatif komplementasi
Contoh:
yang
(12) Konjungsi subordinatif atributif
Contoh:
yang
(13) Konjungsi subordinatif perbandingan
Contoh:
sama... dengan... dan lebih... daripada...
Contoh d) berbeda dengan contoh-contoh lainnya. Contoh d) terdiri atas dua kalimat . Kalimat pertama adalah Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Kalimat kedua adalah oleh karena itu, generasi muda harus bisa menghargai sejarah Indonesia. Dua kalimat tersebut dihubungkan dengan konjungsi oleh karena itu. Konjungsi oleh karena itu termasuk bagian konjungsi antarkalimat.
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat. Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjugsi tersebut diakhiri dengan tanda koma untuk memisahkannya dengan kalimat yang menyertai. Konjungsi antarkalimat terdiri atas beberapa bagian berikut.
(1) Konjungsi antarkalimat pertentangan
Contoh:
Akan tetapi, namun, biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun demikian, dan sungguhpun demikian.
(2) Konjungsi antarkalimat waktu
Contoh:
kemudian, sesudah itu, setelah itu, sebelum itu, dan selanjutnya.
(3) Konjungsi antarkalimat penambahan
Contoh:
tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.
(4) Konjungsi antarkalimat pembalikan
Contoh:
sebaliknya
(5) Konjungsi antarkalimat keadaan
Contoh:
sesungguhnya dan sebenarnya.
(6) Konjungsi antarkalimat penguatan
Contoh:
malahan dan bahkan.
(7) Konjungsi antarkalimat keekslusifan dan keinklusifan
Contoh:
kecuali itu
(8) Konjungsi antarkalimat konsekuensi
Contoh:
dengan demikian
(9) Konjungsi antarkalimat akibat
Contoh:
oleh karena itu dan oleh sebab itu.
Selain konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif, dan antarkalimat, ada pula kategori konjungsi lain, yaitu konjungsi antarparagraf. Konjungsi antarparagraf adalah konjungsi yang menghubungkan paragraf dengan paragraf.
Contoh:
Kreativitas anak harus dikembangkan sejak dini. Kreativitas tersebut akan berguna bagi anak pada masa akan datang. Dengan kreativitas, seseorang dapat menghasilkan banyak uang. Kreativitas juga dapat mengakibatkan seseorang menjadi populer.
Di samping itu, kreativitas juga berfungsi untuk memajukan peradaban suatu masyarakat. Jika para anggotanya memiliki daya kreasi tinggi, masyarakat tersebut akan memiliki tingkat peradaban di atas masyarakat lain.
Dalam contoh tersebut terdapat konjungsi antarparagraf di samping itu. Konjungsi tersebut menghubungkan paragraf pertama dan paragraf kedua.
Keterangan adalah fungsi kalimat yang mudah berpindah posisi. Keterangan berfungsi memberi informasi tambahan dalam suatu kalimat. Dalam teks tertentu, keberadaan keterangan kalimat sangat penting, misalnya teks undangan.
b. Ciri-Ciri Keterangan
Keterangan memiliki beberapa ciri berikut.
1) Keterangan bukan unsur utama kalimat.
2) Keterangan dapat terletak di bagian awal, tengah,dan akhir kalimat, kecuali antara predikat dan objek.
Contoh:
Kemarin kami membersihkan balai desa.
Kami kemarin membersihkan balai desa
Kami membersihkan balai desa kemarin
"Kami membersihkan kemarin balai desa".
Demikianlah yang dapat saya paparkan semoga bisa membantu kita. terima kasih Sumber http://www.ilmubindo.com/
- Menggunakan Kalimat Imperatif
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, baik lisan maupun tulisan, yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Sementara itu, kalimat imperatif adalah kalimat yang berfungsi untuk memerintah orang lain.
- Ciri-Ciri Kalimat Imperatif
- Secara lisan, kalimat imperatif diakhiri dengan intonasi turun.
- Secara tulisan, kalimat imperatif sering diakhiri dengan tanda seru!
- Penggunaan partikel -lah.
- Penggunaan inversi.
- Pelaku tindakan kadang-kadang tidak diketahui.
www.IndoINT.com
Kalimat imperatif meliputi beberapa jenis kalimat berikut.
1) Kalimat imperatif intransitif. Kalimat ini dibentuk dari kalimat deklaratif berpredikat verba dasar, frasa adjektival, frasa verbal berprefiks meng- dan ber-, serta frasa preposisional.
Contoh:
Keluar!
Beristirahatlah di rumahku saja!
Memasaklah dengan cepat!
Ke sinilah!
2) Kalimat imperatif transitif, kalimat ini menyerupai kalimat deklaratif pasif.
Contoh:
Carilah adikmu sekarang!
Juallah barang-barang tidak berguna itu!
3) Kalimat imperatif perintah atau suruhan. Dalam kalimat imperatif tipe ini, pembicara memerintah atau menyuruh lawan bicara melakukan sesuatu.
Contoh:
Ambil buku ini, lalu letakkan di atas meja!
4) Kalimat imperatif perintah halus.Dalam kalimat
Kalimat imperatif perintah halus. Dalam kalimat imperatif ini, pembicara memberi perintah secara halus kepada lawan bicara.
Contoh:
Tolong sampaikan salamku kepadanya.
5) Kalimat imperatif permohonan. Pembicara meminta lawan bicara melakukan sesuatu sesuai permohonan pembicara.
Contoh:
Kumohon jangan kau sakiti dia!
6) Kalimat imperatif ajakan dan harapan. Pembicara mengajak atau berharap lawan bicara melakukan sesuatu.
Contoh:
Ikutlah denganku menghadiri acara amal itu!
7) Kalimat imperatif larangan atau perintah negatif. Pembicara menyuruh dengan melarang lawan bicara melakukan sesuatu.
Contoh:
Dilarang merokok di ruangan ini!
8) Kalimat imperatif pembiaran. Pembicara menyuruh lawan bicara untuk tidak melarangnya melakukan sesuatu.
Contoh:
Berikan saya kesempatan untuk merokok di ruangan ini!
- Menggunakan Verba Aksi
Verba aksi adalah verba yang menyatakan perbuatan. Perbuatan dalam verba menjelaskan sesuatu yang dilakukan oleh subjek.
Perhatikan beberapa contoh verba aksi berikut.
bermain
makan
minum
membaca
belajar
- Ciri-Ciri Verba Aksi
1. Menjelaskan sesuatu yang dilakukan subjek. Verba aksi dengan ciri ini menduduki posisi predikat dalam kalimat.
Perhatikan contoh berikut!
Saverius bermain bola di lapangan.
Kalimat tersebut terdiri atas beberapa konstituen atau unsur. Unsur Saverius sebagai subjek, bermain sebagai predikat, bola sebagai objek, dan di lapangan sebagai keterangan. Predikat kalimat tersebut berkategori verba aksi. Verba bermain menjelaskan sesuatu yang dilakukan subjek kalimat. Kalimat tersebut dapat menjadi jawaban atas pertanyaan Apa yang dilakukan Saverius?
2. Dapat digunakan dalam bentuk imperatif. Selain digunakan dalam kalimat deklaratif, verba aksi dapat pula digunakan dalam kalimat imperatif. Jenis kalimat imperatif mengandung verba aksi adalah kalimat perintah.
Perhatikan contoh berikut.
Baca buku ini!
Kalimat tersebut merupakan kalimat imperatif perintah. Dalam kalimat tersebut, pembicara memerintahkan pendengar untuk melakukan sesuatu, yaitu membaca buku yang ditunjuk pembicara. Kata baca dalam kelimat tersebut berkategori verba aksi.
- Menggunakan Konjungsi
Konjungsi adalah kata yang digunakan menghubungkan satu unsur dengan unsur lain. Konjungsu disebut juga kata penghubung. Konjungsi sering digunakan dalam teks cerita prosedur. konjungsi yang sering digunakan dalam teks cerita prosedur adalah pertama, kedua, ketiga, keempat, dan terakhir. Dalam teks cerita prosedur, konjungsi tersebut digunakan untuk menghubungkan satu langkah dengan langkah lain.
Dalam tataran kata, konjungsi termasuk kategori kata tugas. Sebagai bagian kata tugas, konjungsi merupakan kata nonreferensial. Dengan kata lain, konjungsi tidak mengacu pada benda tertentu diluar bahasa.
- Ciri-Ciri Konjungsi
1) Konjungsi tidak memiliki referen.
Konjungsi seperti dan, atau, jika, dan sehingga tidak memiliki referen. kondisi tersebut disebabkan konjungsi memiliki fungsi berbeda dari jenis kata lain.
2) Konjungsi digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam kontruksi kebahasaan.
Bagian-bagian yang dihubungkan dapat berupa kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa denga klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
Perhatikan contoh berikut.
a. Asmar dan Asmir tidak masuk sekolah hari ini.
b. Baik para guru maupun para siswa sekolah pulang lebih awal hari ini.
c. Warga harus bersikap disiplin dalam membuang sampah sehingga lingkungan menjadi bersih.
d. Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Oleh karena itu, generasi muda harus bisa menghargai sejarah Indonesia.
Dalam kalimat a) Konjunsi dan menghubungkan kata Asmar dan Asmir. Konjungsi dan termasuk bagian konjungsi koordinatif. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang berkedudukan sama.
Kalimat a) merupakan turunan dari kalimat Asmar tidak masuk sekolah hari ini dan Asmir tidak masuk sekolah hari ini. Berdasarkan prinsip pelepasan, bagian sama dalam dua klausa tersebut dihilangkan sehingga menghasilkan kalimat a). Konjungsi koordinatif lain adalah atau, serta, tetapi, dan sedangkan.
Dalam kalimat b) Konjungsi baik... maupun... menghubungkan frasa dengan frasa. Konjungsi tersebut termasuk bagian konjungsi korelatif. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan bagian berstatus sama. Berbeda dengan konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif terdiri atas dua pasang kata. Contoh lain konjungsi korelatif adalah tidak hanya... tetapi juga... bukan hanya... melainkan juga... demikian... sehingga... sedemikian... rupa... sehingga.... entah... dan jangankan ...pun...
Dalam kalimat c) konjungsi sehingga menghubungkan klausa dengan klausa. Dalam kalimat tersebut terdapat dua klausa. Klausa pertama adalah warga harus bersikap disiplin dalam membuang sampah. Klausa kedua adalah sehingga lingkungan menjadi bersih. Konjungsi sehingga termasuk bagian konjungsi subordinatif.
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak berkedudukan sama. Satu klausa berkedudukan sebagai induk kalimat. Klausa lain berkedudukan sebagai anak kalimat. Induk kalimat merupakan kalimat yang dapat berdiri sendiri. Sementara itu, anak kalimat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga harus bergabung dengan induk kalimat.
Konjungsi Subordinatif memiliki jumlah anggota lebih banyak daripada konjungsi lain. Konjungsi subordinatif dapat dibagi sebagai berikut.
(1) Konjungsi subordinatif waktu
Contoh:
Sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, dan sampai.
(2) Konjungsi subordinatif syarat
Contoh:
jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, dan manakala.
(3) Konjungsi subordinatif pengandaian
Contoh:
andaikan, seandainya, umpamanya, dan sekiranya.
(4) Konjungsi subordinatif tujuan
Contoh:
agar, supay dan biar.
(5) Konjungsi subordinatif konsesif
Contoh:
biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, dan kendatipun.
(6) Konjungsi subordinatif pembandingan.
Contoh:
seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, dan alih-alih.
(7) Konjungsi subordinatif sebab
Contoh:
sebab, karena, oleh karena, dan oleh sebab.
(8) Konjungsi subordinatif hasil
Contoh:
Sehingga, sampai-sampai, dan makanya
(9) Konjungsi subordinatif alat
Contoh:
dengan dan tanpa
(10) Konjungsi subordinatif cara
Contoh:
dengan dan tanpa
(11) Konjungsi subordinatif komplementasi
Contoh:
yang
(12) Konjungsi subordinatif atributif
Contoh:
yang
(13) Konjungsi subordinatif perbandingan
Contoh:
sama... dengan... dan lebih... daripada...
Contoh d) berbeda dengan contoh-contoh lainnya. Contoh d) terdiri atas dua kalimat . Kalimat pertama adalah Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Kalimat kedua adalah oleh karena itu, generasi muda harus bisa menghargai sejarah Indonesia. Dua kalimat tersebut dihubungkan dengan konjungsi oleh karena itu. Konjungsi oleh karena itu termasuk bagian konjungsi antarkalimat.
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat. Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjugsi tersebut diakhiri dengan tanda koma untuk memisahkannya dengan kalimat yang menyertai. Konjungsi antarkalimat terdiri atas beberapa bagian berikut.
(1) Konjungsi antarkalimat pertentangan
Contoh:
Akan tetapi, namun, biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun demikian, dan sungguhpun demikian.
(2) Konjungsi antarkalimat waktu
Contoh:
kemudian, sesudah itu, setelah itu, sebelum itu, dan selanjutnya.
(3) Konjungsi antarkalimat penambahan
Contoh:
tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.
(4) Konjungsi antarkalimat pembalikan
Contoh:
sebaliknya
(5) Konjungsi antarkalimat keadaan
Contoh:
sesungguhnya dan sebenarnya.
(6) Konjungsi antarkalimat penguatan
Contoh:
malahan dan bahkan.
(7) Konjungsi antarkalimat keekslusifan dan keinklusifan
Contoh:
kecuali itu
(8) Konjungsi antarkalimat konsekuensi
Contoh:
dengan demikian
(9) Konjungsi antarkalimat akibat
Contoh:
oleh karena itu dan oleh sebab itu.
Selain konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif, dan antarkalimat, ada pula kategori konjungsi lain, yaitu konjungsi antarparagraf. Konjungsi antarparagraf adalah konjungsi yang menghubungkan paragraf dengan paragraf.
Contoh:
Kreativitas anak harus dikembangkan sejak dini. Kreativitas tersebut akan berguna bagi anak pada masa akan datang. Dengan kreativitas, seseorang dapat menghasilkan banyak uang. Kreativitas juga dapat mengakibatkan seseorang menjadi populer.
Di samping itu, kreativitas juga berfungsi untuk memajukan peradaban suatu masyarakat. Jika para anggotanya memiliki daya kreasi tinggi, masyarakat tersebut akan memiliki tingkat peradaban di atas masyarakat lain.
Dalam contoh tersebut terdapat konjungsi antarparagraf di samping itu. Konjungsi tersebut menghubungkan paragraf pertama dan paragraf kedua.
- Menggunakan Keterangan
Keterangan adalah fungsi kalimat yang mudah berpindah posisi. Keterangan berfungsi memberi informasi tambahan dalam suatu kalimat. Dalam teks tertentu, keberadaan keterangan kalimat sangat penting, misalnya teks undangan.
b. Ciri-Ciri Keterangan
Keterangan memiliki beberapa ciri berikut.
1) Keterangan bukan unsur utama kalimat.
2) Keterangan dapat terletak di bagian awal, tengah,dan akhir kalimat, kecuali antara predikat dan objek.
Contoh:
Kemarin kami membersihkan balai desa.
Kami kemarin membersihkan balai desa
Kami membersihkan balai desa kemarin
"Kami membersihkan kemarin balai desa".
Demikianlah yang dapat saya paparkan semoga bisa membantu kita. terima kasih Sumber http://www.ilmubindo.com/