Peningkatan Kesejahteraan Guru Dinilai Belum Sebanding Dengan Kinerja
Wednesday, October 5, 2016
JAKARTA - Upaya peningkatan kesejahteraan guru terus dilakukan pemerintah, salah satunya melalui tunjangan profesi atau sertifikasi guru. Sayangnya, hal tersebut belum sebanding dengan kemajuan kinerjanya. Beberapa guru masih belum memenuhi kompetensi, termasuk beberapa masalah lainnya. Atas dasar tersebut Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Indonesia menyelenggarakan Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (KONASPI) guna membahas isu krusial guru, mencakup sistem rekrutmen calon guru, sistem pembinaan dan pengangkatan, terkait kurikulum, serta penempatan guru. Acara yang fokus pada arah kebijakan guru di Indonesia tersebut akan dihelat 12 sampai 15 Oktober dengan sekira 1.000 peserta.
"Persoalan guru harus diselesaikan dan disiapkan dengan pendidikan prajabatan. Namun bukan hanya dari LPTK yang membina. Karena user guru ini Kemdikbud," ujar Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof Dr H Djaali dalam konferensi pers KONASPI, Selasa (4/10/2016). Oleh sebab itu, Djaali mengajak pihak Kemdikbud berdiskusi untuk menyusun bersama apa yang terbaik, dalam pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan. Menurut dia, hasil KONASPI menjadi rekomendasi tentang program mendesak yang harus dilakukan terkait guru. "Kita over supply sarjana pendidikan tetapi tidak bisa diangkat jadi guru. Karena hanya lulusan profesi yang bisa jadi guru. Sedangkan berdasarkan data ada kekurangan guru sekira 300 ribu. Dalam hal ini kami dalam persiapan pengelenggaraan profesi guru reguler," sebutnya. Guna menyiapkan guru berkualitas, imbuh Djaali, maka ke depan diperlukan saringan yang ketat. Apalagi, jika pendidikan profesi guru (PPG) dibatasi, yang lolos harus yang benar-benar berjiwa pendidik. "Selama ini PPG masih penugasan dan baru sekira 12 ribu. Nanti akan dibentuk tim persiapan seleksi program studi, juga standar nasional pendidikan guru. Kita menyadari PPG harus dengan jaminan kualitas," tandasnya.