Contoh Generalisasi, Spesialisasi, Ameliorasi, Peyorasi, Sinestesia, dan Asosiasi
Monday, September 26, 2016
Perubahan makna dalam suatu bahasa sangat mungkin muncul sesuai dengan perkembangan pemikiran masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Perubahan makna kata terjadi karena adanya perkembangan dalam ilmu dan teknologi, perkembangan sosial dan budaya, adanya perbedaan bidang pemakaian, adanya asosiasi makna, pertukaran tanggapan indera, adanya penyingkatan, akibat terjadinya proses gramatikal, serta pengembangan istilah.
Jenis perubahan makna tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Meluas (Generalisasi)
a. Meluas (Generalisasi)
Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain (Abdul Chaer, 2009: 140).
Contoh pemakaian dalam kalimat.
a) Saya mempunyai seorang saudara (sekandung).
b) Ia masih saudara saya di kampung (sepertalian darah)
c) Pesan singkat Saudara sudah saya terima (orang yang sederajat)
d) Kami mengumpulkan sumbangan untuk saudara-saudara yang mengalami musibah gempa bumi di Sumatera Barat (kesamaan asal-usul)
Penjelasan LENGKAP KLIK DISINI
b. Menyempit (Spesialisasi)
Contoh pemakaian dalam kalimat.
a) Saya mempunyai seorang saudara (sekandung).
b) Ia masih saudara saya di kampung (sepertalian darah)
c) Pesan singkat Saudara sudah saya terima (orang yang sederajat)
d) Kami mengumpulkan sumbangan untuk saudara-saudara yang mengalami musibah gempa bumi di Sumatera Barat (kesamaan asal-usul)
Penjelasan LENGKAP KLIK DISINI
b. Menyempit (Spesialisasi)
Perubahan makna menyempit adalah gejala pada sebuah kata yang mulanya mempunyai cakupan makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.
Misalnya kata sarjana yang pada mulanya berarti ’orang yang pandai’ atau ’cendekiawan’, kemudian hanya berarti ‘orang yang lulus perguruan tinggi’
c. Peninggian (Ameliorasi)
Misalnya kata sarjana yang pada mulanya berarti ’orang yang pandai’ atau ’cendekiawan’, kemudian hanya berarti ‘orang yang lulus perguruan tinggi’
c. Peninggian (Ameliorasi)
Peninggian atau ameliorasi yaitu kecenderungan untuk menghaluskan atau meninggikan makna kataagar lebih halus atau lebih tinggi maknanya dari kata yang digantikannya.
Misalnya, kata pramuniaga untuk menggantikan ungkapan penjaga toko, kata bui untuk menggantikan kata penjara.
Penjelasan LENGKAP KLIK DISINI
d. Penurunan (Peyorasi)
Misalnya, kata pramuniaga untuk menggantikan ungkapan penjaga toko, kata bui untuk menggantikan kata penjara.
Penjelasan LENGKAP KLIK DISINI
d. Penurunan (Peyorasi)
Penurunan atau peyorasi berasal dari bahasa Latin pejor, yang berarti jelek, buruk. Jadi, penurunan makna atau peyorasi adalah perubahan makna kata lebih rendah/kasar daripada makna semula. Dengan kata lain, makna dulu lebih rendah dari makna sekarang. Penurunan ini biasanya dilakukan orang dalam situasi tidak ramah, untuk menunjukkan kejengkelan, atau melebihlebihkan.
Misalnya, ungkapan masuk kotak dipakai untuk mengganti kata kalah.
e. Pertukaran (Sinestesia)
Misalnya, ungkapan masuk kotak dipakai untuk mengganti kata kalah.
e. Pertukaran (Sinestesia)
Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
Contoh:
a) Setelah meraih gelar juara namanya harumsekali. (pendengar-pencium) b) Perkataan Ani sungguh pedas. (pendengar-perasa)
F. Persamaan (Asosiasi)
Contoh:
a) Setelah meraih gelar juara namanya harumsekali. (pendengar-pencium) b) Perkataan Ani sungguh pedas. (pendengar-perasa)
F. Persamaan (Asosiasi)
Persamaan adalah makna kata yang timbul karena persamaan sifat antara makna lama dengan makna baru. Makna baru yang timbul merupakan makna kiasan.
Contoh:
Contoh:
kata kursi, makna lama tempat duduk, makna baru memiliki makna jabatan/ kedudukan.
Penjelasan LENGKAP KLIK DISINI
Penjelasan LENGKAP KLIK DISINI