Model Kepemimpinan Pembelajaran Disekolah
Tuesday, July 5, 2016
Sahabat Dunia pendidikan, melanjutkan dari artikel tentang kali ini akan kita bahas mengenai Model kepemimpinan pembelajaran disekolah berikut ini:
A. Model Hallinger dan Murphy (1985)
Model Hallinger dan Murphy terdiri empat dimensi dan 11 deskriptor yang dapat diringkas seperti tabel berikut sebagai berikut.
Tabel 1. Dimensi dan Deskriptor
Dimensi | Deskriptor |
Merumuskan misi | Merumuskan tujuan sekolah |
Mengkomunikasikan tujuan sekolah | |
Mengelola Program pembelajaran | Mensupervisi dan mengevaluasi pembelajaran |
Mengkoordinasikan kurikulum | |
Memonitor kemajuan pembelajaran siswa | |
Membangun iklim sekolah | Mengkontrol alokasi waktu pembelajaran |
Mendorong pengembangan profesi | |
Memfokuskan pencapaian visi | |
Menyediakan insentif bagi guru | |
Menetapkan standar akademi | |
Memberikan insentif bagi siswa |
B. Model Murphy (1990)
Murphy mengembangkan empat dimensi kepemimpinan yang selanjutnya diurai menjadi 14 peran atau perilaku. Kerangka kerja (model) tersebut diringkas sebagai berikut.
Tabel 2. Dimensi dan Peran atau Perilaku
Dimensi | Peran atau Perilaku |
Mengembangkan misi dan tujuan | Merumuskan tujuan sekolah |
Mengkomunikasikan tujuan sekolah | |
Mengembangkan fungsi produksi pendidikan | Mendorong pembelajaran bermutu |
Mensupervisi pembelajaran | |
Mengontrol alokasi waktu pembelajaran | |
Mengkoordinasikan kurikulum | |
Memonitor kemajuan pembelajaran siswa | |
Mendorong iklim pembelajaran akademis | Membangun standard an harapan positif |
Memfokuskan pencapaian visi | |
Menyediakan insentif bagi guru dan siswa | |
Mendorong pengembangan profesi | |
Mengembangkan lingkungan kerja yang mendukung | Menciptakan lingkungan kerja yang tertib dan aman |
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara bermakna | |
Mengembangkan kolaborasi dan dan ikatan kohesif diantara staf | |
Menjamin siumber-sumber dari luar mendukung pencapaian tujuan sekolah | |
Membangun ikatan antara sekolah dengan keluarga siswa |
C. Model Weber (1996)
Weber mengidentifikasi lima domain utama kepemimpinan pembelajaran tanpa menguraikannya lagi secara lebih detil. Ke lima domain utama tadi adalah:
(1) merumuskan misi sekolah,
(2) mengelola kurikulum dan pembelajaran,
(3) mendorong terciptanya iklim belajar yang positif,
(4) mengobservasi dan memperbaiki pembelajaran, dan
(5) melakukan penilaian program pembelajaran.
D. Model Jones
Jones membagi kepemimpinan pembelajaran atas empat kuadran (A, B, C, dan D) seperti gambar berikut ini.
Gambar 1. Kuadran Kepemimpinan Pembelajaran
E. Model Dit. Tendik
Dit. Tendik (2009) memberikan 12 kompetensi pemimpin pembelajaran yaitu: pemimpin pembelajaran harus memiliki 12 kompetensi sebagai berikut:
(1) mengartikulasikan pentingnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang menekankan pada pembelajaran,
(2) mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum,
(3) membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan kelas,
(4) mengevaluasi kinerja guru dan mengembangannya,
(5) membangun komunitas pembelajaran,
(6) menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional,
(7) melayani kegiatan siswa,
(8) melakukan perbaikan secara terus menerus,
(9) menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif,
(10) memotivasi, mempengaruhi, dan mendukung prakarsa, kreativitas, inovasi, dan inisiasi pengembangan pembelajaran,
(11) membangun teamwork yang kompak, dan
(12) menginspirasi dan memberi contoh.
Sahabat Dunia Pendidikan, Semua model yang telah disajikan Tidak ada model yang sempurna. Setiap model memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Model yang terbaik untuk diterapkan adalah model yang cocok deng4n kebutuhan sekolah.
Sekian yang dapat disampaikan, semoga dapat dijadikan sebagai acuan sekolah dalam melakukan pengelolaan sekolah yang lebih baik. Salam duniapendidikan Indonesia.
Sumber https://www.pediapendidikan.com/