Pengertian Analisis Wacana Menurut Para Ahli

Guruberbahasa.com - Pengertian Analisis Wacana  


Pengertian  analisis  wacana  terdiri  dari  dua  kata,  yaitu  analisis  dan  wacana.  Analisis  menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  (KBBI)  adalah  penyelidikan  terhadap  suatu  peristiwa,  penjelasan  sesudah  dikaji  sebaik- baiknya,  penguraian  suatu  pokok  atas  berbagai  bagian,  serta  penguraian  karya  sastra  atau  unsur-unsurnya  untuk  memahami  pertalian  antar  unsur  tersebut. 

Secara  etimologi  istilah  wacana  berasal  dari  bahasa  Sansekerta  wac/wak/uak  yang memiliki arti  „berkata ‟ atau  „berucap‟ .  Kemudian kata  tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata  „ana‟  yang berada di  belakang  adalah  bentuk  sufiks   (akhiran)  yang  bermakna  „membendakan‟ (nominalisasi).  Dengan  demikian,  kata  wacana  dapat  dikatakan  sebaga i  perkataan atau tuturan. 

Namun, istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para ahli  linguis   (ahli  bahasa)  di  Indonesia  sebagai  terjemahan  dari  istilah  bahasa  Inggris,  „ discourse ‟ .  Kata  „ deiscourse ‟ sendiri  berasal  dari  bahasa  Latin, discursus  (lari  ke  sana  lari  ke  mari).  Kata  ini  diturunkan  dari  kata  „ dis ‟ (dan/ dalam arah yang berbeda -beda) dan kata  „ currere ‟  (lari). 

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, terdapat tiga makna  dari  istilah  wacana.  Pertama,  percakapan,  ucapan,  dan  tutur.   Kedua,  keseluruhan  tutur  atau  cakapan  yang  merupakan  satu  kesatuan.  Ketiga,  satuan bahasa terbesar, terlengkap yang realisasinya pada bentuk karangan  yang utuh, seperti novel, buku, dan artikel. 

Definisi klasik wacana berasal dari asumsi-asumsi formalis (dalam  ist ilah Hymes 1974b, “struktural”), mereka berpendapat bahwa wacana  adalah “bahasa di atas kalimat atau di atas klausa” (Stubbs 1983:1). 

Van   Dijk   (1985:4)   mengamati   bahwa   karakteristik   deskripsi  struktural   wacana   pada   beberapa   perbedaan   unit,   kategori   bentuk sistematik  atau  hubungan -hubungan  ya ng  berbeda.  Lanjutnya,  menurut  van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya atas dasar dimensi teks  semata, karena teks tersebut merupakan hasil praktik produksi  yang harus  diamati juga.  Van   Dijk   menyatakan   bahwa   wacana   itu   sebenarnya   adalah  bangun an  teoritis  yang  abstrak  ( the  abstract  theoritical  construct )  dengan  begitu  wacana  belum  dapat  dilihat  sebagai  perwujudan  wacana  adalah  teks. 

Secara ringkas atau sederhana, teori wacana mencoba menjelaskan  terjadinya  sebuah  peristiwa  seperti  terbentuknya  sebuah  kalimat  atau  pernyataan. Wacana sebagai upaya untuk mengungkap makna yang tersirat  dari  subjek  yang  mengungkapkan  pernyataan  tersebut.  Caranya,  adalah  dengan  meletakkan  posisi  pada  si  pembicara  dengan  mengikuti  struktur  makna dari pembicara tersebut.   

Jika   dicoba   untuk   merumuskan,   analisis   wacana   adalah   studi  tentang  struktur  pesan  dalam  komunikasi.  Dalam  pandangan  Littlejohn,  bahwa  menulis  dan  bahkan  bentuk-bentuk  non  verbal  dapat  dianggap  wacana.   Menurutnya,  terdapat  beberapa  untai  analisis  wacana,  bersama- sama  menggunakan  seperangkat  perhatian  ( Littlejohn:  1996).  

Pertama,  seluruhnya  mengenai  cara -cara  wacana  disusun,  prinsip  yang  digunakan  oleh  komunikator  untuk  menghasilkan  dan  memahami  percakapan  atau  tipe -tip e  pesan  lainnya.   Kedua,  wacana  dipandang  sebaga   aksi.  Ia  adalah  cara  melakukan  segala   hal,  biasanya  dengan  kata -kata.  Ahli  analisis  wacana  berasumsi  bahwa  pengguna  bahasa  mengetahui  bukan  hanya  aturan -aturan   tata   bahasa   kalimat,   namun   juga   aturan -aturan   un tuk  menggunakan  unit -unit  yang  lebih  besar  dalam  menyelesaikan  tujuan - tujuan pragmatik dalam situasi sosial. 

Ketiga, analisis wacana adalah suatu  pencarian  prinsip -prinsip  yang  digunakan  oleh  komunikator  aktual  dari  perspektif   mereka;   ia   tidak   memerdulikan    ciri   atau   sifat   psikologis tersembunyi   atau   fungsi   otak,   namun   terhadap   problema   percakapan  sehari-hari yang kita kelola dan kita pecahkan. 

Littlejohn  lebih  mengarahkan  wacana  kepada  aturan-aturan  tata  bahasa  yang  hadir  dalam  proses  berkomunikasi.  Secara  otomatis,  lebih  terarah kepada makna pesan yang disampaikan oleh komunikator.   Maka,  tetap  saja  dalam  penelitian  lebih  terarah  kepada  tokoh  van  Dijk,  yang  lebih  memaksudkan  bahwa  analisis  wacana  sebagai  suatu  analisis untuk membongkar maksud -maksud dan makna -makna tertentu.

Sumber http://www.guruberbahasa.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel