Pelajaran Bahasa Indonesia : Memahami Penulisan Kata Dalam Tipe Soal SBMPTN

SBMPTN merupakan salah satu kesempatan bagi siswa SMU dan sederajat untuk masuk ke perguruan tinggi negeri favorit. Sistem penyeleksian jalur SBMPTN berbeda dengan jalur SNMPTN dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Seleksi jalur SBMPTN memerlukan usaha yang lebih keras dibandingkan dengan seleksi SNMPTN.

Nah, salah satu yang menjadi tantangan dalam seleksi SBMPTN adalah soal- soal ujiannya yang dirasa sulit bagi sebagian besar siswa. Banyaknya latihan soal- soal tentunya adalah kunci bagi adik- adik untuk bisa keterima dan sukses masuk ke perguruan tinggi negeri yang diinginkan.
 SBMPTN merupakan salah satu kesempatan bagi siswa SMU dan sederajat untuk masuk ke pergur Pelajaran Bahasa Indonesia : Memahami Penulisan Kata Dalam Tipe Soal SBMPTN
Ilustrasi 
Pada pembelajaran bahasa Indonesia kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu materi bahasa Indonesia yang diujikan dalam tes kemampuan dan potensi akademik (TKPA) yaitu tentang penulisan kata. Bab penulisan kata mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dalam materinya sehingga mungkin akan saya bagi bab ini menjadi bebebrapa postingan untuk menghemat halaman blog. Dan langsung saja berikut penjelasannya.

1. Kata Dasar
Kata dasar merupakan kata yang ditulis sebagai kesatuan. Contoh kata dasar dapat dilihat pada kalimat berikut:
  • Kantor samsat penuh sesak.
  • Mobil itu sangat mahal.

2. Kata Turunan 
Ada beberapa aturan yang digunakan dalam penggunaan kata turunan dalam kalimat antara lain :
a. imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contohnya pada kata berikut ini yaitu menengok, dibajak, bergetar, mempermalukan
b. Bila bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti dan mendahuluinya, contoh : garis bawahi, sebar luaskan, bertepuk tangan.
c. Bila bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai, misalnya, menggarisbawahi, menyebarluaskan, melipatgandakan.
d. Bila salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi gabungan kata itu ditulis serangkai, misalnya, antarkota, adipati, aerodinamika, audiogram, biokimia, dasawarsa, demoralisasi, dwiwarna, infrastruktur, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, paripurna, prasangka, purnawirawan, semiprofesional, transmigrasi, tritunggal, ultramodern.
Namun ada beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam penggunaan kata turunan diatas yaitu,
a. Bila bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, diantara kedua unsur itu dipisahkan dengan tanda huruf (-),misalnya, non-Indonesia, pan-Islamisme.
b. Bila kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah, misalnya, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Pengasih.

3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang dituliskan lengkap dengan menggunakan kata hubung, misalnya, buku-buku, anak-anak, mata-mata, hati-hati, biri-biri, kura-kura, laba-laba, huru-hara, lauk-pauk, porak-poranda, tunggang-langgang, dst.

4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk termasuk istilah khusus, maka unsur- unsurnya ditulis terpisah, misalnya, kambing hitan, kereta api, duta besar, meja tulis, mata pelajaran.
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin mneimbulkan kesalahan penegrtian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan, misalnya, anak-istri saya, mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami, orang-tua muda.
c. gabungan kata yang ditulis serangkai, misalnya, acapkali, adakalanya, bagaimana, beasiswa, belasungkawa, bumiputera, daripada, dukacita, darmawisata, halalbihalal, hulubalang, kacamata, peribahasa, sukarela.

5. Kata depan di, ke dan dari
kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim diangap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada, misalnya, 
  • Buku itu terletak di dalam rak.
  • Di mana dia berada?
  • Ayo berangkat ke sekolah.
  • Ayah datang dari Jakarta kemarin.

6. Partikel
Berikut ini beberapa aturan dari penggunaan partikel dalam kalimat.
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
  • Ubahlah kalimat ini menjadi kalimat majemuk.
  • Indonesia adalah negara yang berdaulat.
  • Apakah yang terjadi dengan cerita novel tersebut?
  • Apatah gunanya bersedih hati?

b. Partikel per ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh :
  • Iuran SPP sekolah akan dihapuskan per 1 Juli.
  • Bagian personalia akan memanggil satu per satu karyawan yang tidak disiplin.

c. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh :
  • Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
  • Jangankan rangking satu, rangking lima pun engkau belum tentu bisa meraihnya.

Nah, demikian pelajaran bahasa Indonesia mengenai Penulisan Kata Dalam Tipe Soal SBMPTN, semoga bisa membantu adik- adik yang sedang mempersiapkan materi belajar untuk menghadapi SBMPTN mendatang khususnya mapel bahasa Indonesia. Untuk materi bahasa Indonesia selanjutnya, masih untuk persiapan SBMPTN, yaitu penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia


Sumber http://www.ahzaa.net/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel