Jamur dalam Tubuh Manusia
Thursday, March 17, 2016
Interaksi jamur/fungi dengan manusia sebagian besar bersifat patogen. Deacon (2006) membagi fungi patogen pada manusia menjadi lima berdasarkan jalur infeksi, penyakit yang disebabkan, dan sumber inokulum yang disajikan pada Tabel 1. Pada manusia juga terdapat fungi yang berfungsi sebagai mikroflora yang bersifat komensialisme namun di bawah kondisi tertentu fungsi tersebut dapat menyebabkan penyakit bahkan kematian. Setidaknya kurang lebih 200 jenis fungi yang telah dikaitkan dengan penyakit pada manusia yang dikenal dengan mycoses. Bebarapa fungi memiliki sifat oportusnistik yang artinya fungi ini jarang menyerang manusia dalam kondisi sehat namun akan menyerang jika terdapat gangguan kesehatan. Beberapa kasus yang dapat menyebabkan fungi menjadi oportunistik adalah infeksi HIV AIDS, transplantasi organ, kemoterapi antikanker, bayi prematur, penggunaan kortikosteroid, pembedahan gastrointestinal, dan usia senja. Pada umunya fungi yang bersifat oportunistik adalah Candida spp., Aspergillus spp., Cryptococcus neoformans, dan Pneumocystis jiroveci (Kavanagh, 2005).
Tabel 1. Tipe fungi patogen pada manusia (Deacon, 2006).
Jalur infeksi | Fungi | Penyakit yang ditimbulkan | Distribusi di alam |
Kulit | Trichophyton (22 jenis) Microsporum (19 jenis) | Dermatomycosis: ringworm, tinea, kaki atlet, dll. | Jaringan yang memiliki keratin, manusia, dan hewan peliharaan |
Mukosa | Candida albicans | Candidosis: sariawan, vulvovaginitis, stomatitis | Membran mukosa |
Paru-paru | Aspergillus fumigatus Blastomyces dermatitidis Coccidioides immitis Cryptococcus neoformans Histoplasma capsulatum | Aspergillosis: menyebabkan sistemik pada paru-paru Blastomycosis: paru-paru, luka kulit, tulang, otak Coccidioidomycosis: Paru-paru, sistemik Cryptococcosis: paru-paru,otak, meninges Histoplasmosis pada paru-paru | Saprotrofik di tanah dan material organik Saprotrofik Saprotrofik di tanah Kotoran burung dan vegetasi pohon Eucalyptus Kotoran burung dan kelelawar |
Luka | Paracoccidioides brasiliensis | Mycoses pada lapisan sub-kutan: chromomycosis, sporotrichosis, dll | Saprotrofik di tanah dan sisa-sisa tanaman |
Paru-paru | Jenis Pneumocystis | Pneumonia virulen | Manusia dan mamalian yang lain |
Fungi oportunistik yang sering mengganggu kesehatan manusia adalah Candida spp. Fungi ini termasuk jenis yeast dengan berbagai bentuk seperti oval, elips, silinder uniselular maupun biselular dengan ukuran mulai dari 3 hingga 5 μm yang dilengkapi dengan dua lapis dinding sel. Fungi ini dapat berkembang membentuk hifa atau percabangan pseudohifa (Gambar 1). Secara keseluruhan fungi ini diperkirakan ada 200 jenis namun beberapa diantaranya patogen pada manusia seperti Candida albicans, C. glabrata, C. parapsilosis, C. tropicalis, C. dubliniensis, C. krusei, C. guilliermondii, C. lusitaniae, C. kefyr, C. norvegensis, C. famata, C. inconspicua, C. tropicalis, C. lipolytica, dan C. Norvegensis (Kavanagh, 2005; López-Martínez, 2010).
Gambar 1. Fotomikrograf pseudohifa, perbesaran 400Í (López-Martínez, 2010).
Candida spp. pada wanita sering menginfeksi vagina dengan berbagai macam gejala seperti keputihan, erythema, pruritus, edema, nyeri, dan pendarahan pada vagina. Pada umumnya faktor oportunistik yang ditimbulkan berasal dari berbagai faktor seperti kehamilan, malnutrisi, anemia, diabetes, terapi antibiotik, dan kontrasepsi oral. Sedangkan penyakit yang ditimbulkan oleh Candida spp. selain pada organ vagina wanita juga dapat menyerang pada anggota tubuh yang dapat menyebabkan infeksi kutaneus, sariawan, iritasi, dan edema (López-Martínez et al., 1984).
Penulis:
Mh Badrut Tamam, M. Sc.
email: mh.badruttamam@IndoINT.com
Sumber https://www.generasibiologi.com/