Sejarah Kerajaan Kediri
Sunday, February 7, 2016
Sejarah Kerajaan Kediri - Nama Kediri memang tidak asing bagi kita karena Kediri merupakan nama salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur. Pada kesempatan ini kita akan membahas sedikit tentang keberadaan kerajaan Kediri. Pembahasan kami terkait kerajaan Kediri antara lain sebagai berikut :
a. Berdirinya Kerajaan Kediri
Pembagian Kerajaan Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang(1540 M). Seperti telah disebutkan dalam pembahasan terdahulu, begitu Raja Airlangga wafat, terjadilah peperangan antara kedua bersaudara tersebut. Panjalu dapat dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042 – 1052 M) dalam prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha.
b. Perkembangan politik kerajaan Kediri
Mapanji Garasakan memerintah tidak lama. Ia digantikan Raja Mapanji Alanjung (1052 – 1059 M). Mapanji Alanjung kemudian diganti lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha. Pertempuran yang terus menerus antara Jenggala dan Panjalu menyebabkan selama 60 tahun tidak ada berita yang jelas mengenai kedua kerajaan tersebut hingga munculnya nama Raja Bameswara (1116 – 1135 M) dari Kediri. Pada masa itu ibu kota Panjalu telah dipindahkan dari Daha ke Kediri sehingga kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri. Raja Bameswara menggunakan lencana kerajaan berupa tengkorak bertaring di atas bulan sabit yang biasa disebut Candrakapala. Setelah Bameswara turun takhta, ia digantikan Jayabaya yang dalam masa pemerintahannya itu berhasil mengalahkan Jenggala. Berturut-turut raja-raja Kediri sejak Jayabaya sebagai berikut.
1) Raja Jayabaya memerintah di kerajaan Kediri (1135 M – 1159 M)
Raja Jayabaya menggunakan lencana kerajaan Kediri berupa lencana Narasingha. Kemenangan kerajaan Kediri yang dipimpin oleh raja Jayabaya atas peperangan melawan Jenggala diperingatinya dengan memerintahkan Mpu Sedah menggubah kakawin Bharatayudha. Karena Mpu Sedah tidak sanggup menyelesaikan kakawin tersebut, Mpu Panuluh melanjutkan dan menyelesaikannya pada tahun 1157 M. Pada masa pemerintahannya ini, kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan.
2) Raja Sarweswara memerintah di kerajaan Kediri (1159 – 1169 M)
Pengganti Jayabaya memerintah di kerajaan Kediri adalah Raja Sarweswara. Tidak banyak yang diketahui mengenai raja Sarweswara kerika memerintah di kerajaan Kediri sebab terbatasnya peninggalan yang ditemukan. Ia memakai lencana kerajaan Kediri berupa Ganesha.
3) Raja Kameswara memerintah di kerajaan Kediri (1182 – 1185 M)
Selama beberapa waktu, tidak ada berita yang jelas mengenai raja Kediri hingga munculnya Kameswara. Pada masa pemerintahannya di kerajaan Kediri ini ditulis kitab Kakawin Smaradahanaoleh Mpu Darmaja yang berisi pemujaan terhadap raja, serta kitab Lubdakadan Wretasancaya yang ditulis oleh Mpu Tan Alung. Kitab Lubdakabercerita tentang seorang pemburu yang akhirnya masuk surga dan Wretasancayaberisi petunjuk mempelajari tembang Jawa Kuno.
Pada masa pemerintahan Kertajaya di kerajaan Kediri, terjadi pertentangan antara para brahmana dan Raja Kertajaya. Hal ini terjadi karena para brahmana menolak menyembah raja yang menganggap dirinya sebagai dewa. Para brahmana lalu meminta perlindungan pada Ken Arok. Kesempatan ini digunakan Ken Arok untuk memberontak terhadap Kertajaya. Pada tahun 1222 M terjadi pertempuran hebat di Ganter dan Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya.
c. Kehidupan sosial masyarakat kerajaan Kediri
Kehidupan sosial kemasyarakatan pada zaman Kerajaan Kediri dapat kita lihat dalam kitab Ling-Wai-Tai-Tayang disusun oleh Chou Ku-Fei pada tahun 1178 M. Kitab tersebut menyatakan bahwa masyarakat Kediri memakai kain sampai bawah lutut dan rambutnya diurai. Rumah-rumahnya rata-rata sangat bersih dan rapi. Lantainya dibuat dari ubin yang berwarna kuning dan hijau. Pemerintahannya sangat memerhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, peternakan, dan perdagangan mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Golongan-golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan kerajaan.
1) Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2) Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani (daerah).
3) Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi atau masyarakat wiraswasta.
Kerajaan Kediri memiliki 300 lebih pejabat yang bertugas mengurus dan mencatat semua penghasilan kerajaan. Di samping itu, ada 1.000 pegawai rendahan yang bertugas mengurusi benteng dan parit kota, perbendaharaan kerajaan, dan gedung persediaan makanan.
Demikian artikel kami yang membahas tentang kerajaan Kediri. Walaupun artikel yang kami sediakan tentang kerajaan Kediri tidak terlalu banyak, akan tetapi semoga artikel kami tentang kerajaan Kediri dapat bermanfaat.
Sumber https://www.muttaqin.id/