Proses Evaluasi Kurikulum 2013 Dilakukan Bertahap
Wednesday, December 30, 2015
Penerapan kurikulum 2013 secara menyeluruh pada periode Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan sempat ditunda. Pasalnya, pengganti kurikulum 2006 itu dinilai kerap mendatangkan masalah bagi sekolah, guru, maupun siswa yang belum siap menjalankannya.
Anies menilai, seharusnya kurikulum 2013 dijalankan melalui proses, pendadaran ide, desain dan dokumen kurikulum, baru pada penerapannya.
"Standar bekerja yang harus dimiliki adalah mendekati nol kesalahan dan mendekati sempurna. Saya ingin proses perbaikan kurikulum tidak dipandang sebagai satu-satunya cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," kata Anies di Kemdikbud, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Sebelumnya, kata Anies, ada 6.000 sekolah yang telah menjalankan kurikulum 2013. Sekolah tersebut kemudian menjadi rintisan dan model bagi sekolah lainnya untuk menerapkan kurikulum 2013 secara ideal.
"Sejak Januari sampai Desember 2015 enam persen sekolah menerapkan kurikulum 2013. Jumlah itu akan meningkat pada tahun ajaran 2016-2017 menjadi 19 persen. Sementara enam persen sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 kemarin sudah monev. Hasil monitoring harus dilaporkan," paparnya.
Anies menambahkan, pihaknya menargetkan buku, silabus, dan dokumen kurikulum 2013 siap pada akhir Januari 2016. (rfa)