KEPALA SEKOLAH PERAIH INTEGRITAS UN YANG TINGGI DAPAT PENGHARGAAN DARI KEMDIBUD
Monday, December 21, 2015
Sebanyak 503 kepala sekolah/madrasah untuk jenjang SMP dan SMA sederajat menerima anugerah integritas Ujian Nasional (UN) dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada hari Ahad (20/12/2015) di Jakarta. Dengan mengambil tema “Prestasi Penting, Jujur Yang Utama”, acara pemberian anugerah ini akan berlangsung selama tiga hari,dari tanggal 20 sampai dengan 22 Desember 2015. Pada hari kedua, Senin (21/12/2015) kepala sekolah/madrasah tersebut akan diterima Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara. Selanjutnya, mereka akan diterima pimpinan baru KPK pada hari Selasa (22/12/2015) di kantor KPK.
Turut hadir dalam acara malam penganugerahan ini adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Guru dan Tenanga Kependidikan, Kepala Balitbang, Ketua BSNP, Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI), dan para pejabat eselon dua di lingkungan Kemdikbud.
Turut hadir dalam acara malam penganugerahan ini adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Guru dan Tenanga Kependidikan, Kepala Balitbang, Ketua BSNP, Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI), dan para pejabat eselon dua di lingkungan Kemdikbud.
Sumarna Surapranata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan dalam laporannya menyebutkan para kepala sekolah/madrasah tersebut dipilih berdasarkan indeks integritas dalam pelaksanaan UN selama lima tahun terakhir, mulai tahun 2010 sampai dengan 2015. Mereka datang dari 123 kabupaten/kota di 24 provinsi.
Sementara, Anies Bawesdan dalam sambutannya mengatakan melalui acara seperti ini diharapkan dapat memotivasi para kepala sekolah yang lain untuk meningkatkan integritas dalam pelaksanaan UN. Melalui acara ini, diharapkan juga terjadi perubahan pola pikir.
“Mulai sekarang, kita harus mengubah pola pikir dan cara pandang kita bahwa berprestasi saja tidak cukup, harus diikuti dengan integritas yang tinggi. Oleh karena itu yang mendapatkan anugerah adalah mereka yang memiliki integritas tinggi”, ucap Anies yang malam itu memakai baju batik lengan panjang.
Sampai saat ini, tambah Anies, kita sudah 70 tahun merdeka. Mereka yang menyusun dan merintis kemerdekaan Indonesia adalah kaum terdidik yang visioner dengan integritas yang tinggi. Mereka yang menyusun konstitusi, memiliki kesempatan untuk mengambil sebanyak-banyaknya kekayaan dari negeri ini. Tetapi mereka tidak melakukannya. Bahkan diantara mereka ada yang tinggal di daerah Menteng, tetapi harus meninggalkan Menteng karena tidak kuat bayar pajak.
Jadi negara Indonesia ini dibangun dengan konsep yang sangat modern. Berbeda dengan negara-negara lain yang membangun kemerdekaan dengan mengusir kolonialisme asing, namun tetap mempertahankan feodalisme lokal. Oleh karena itu, sekarang menjadi tanggungjawab kita untuk mengembalikan negeri ini kepada negeri yang berintegritas.
Anies juga menjanjikan mulai sekarang indeks integritas UN akan diumumkan ke publik. Sebab tuntutan untuk meningkatkan integritas bukan dari siapa-siapa, tetapi tapi dari seluruh pihak.
“Bagi alumni yang sekolahnya belum masuk ke dalam daftar 503 penerima anugerah integritas, tolong tanyakan dan minta supaya UN tahun 2016 bisa masuk ke dalam daftar penerima anugerah intigeritas”, pesan Anies yang langsung disambut dengan tepuk tangan peserta.
Pada akhir sambutannya, Anies mengajak para kepala sekolah/madarah penerima anugerah integritas untuk menyampaikan pesan pentingnya integritas dalam pelaksanaan UN ke seluruh tanah air.
“Mari kita sama-sama mengirimkan pesan ke seluruh wilayah Indonesia. Jangan sungkan untuk menyampaikan pesan integritas ini. Tunjukan bahwa sekolah kita sekolah yang punya semangat untuk berintegritas, namun tetap berprestasi”, ungkapnya. (BS)
Metode analisis
Terkait dengan metode yang digunakan dalam melakukan anaisis indeks integritas, Anies dalam paparannya menjelaskan, ada dua jenis kecurangan, yaitu kecurangan individual dan kecurangan massal. Kecurangan individu dilakukan dengan melihat jawaban teman di dalam satu ruang. Kecurangan massal terjadi di ruangan dengan dibantu pihak lain, termasuk pengawas. Dari dua jenis kecurangan ini, yang sering terjadi adalah kecurangan massal.
Untuk melakukan analisis kecurangan, ada dua metode, yaitu pairwise dan metode kumulatif. Pada metode pertama, analisis dilakukan dengan membandingkan satu individu dengan indiviodu lainya. Pada metode kedua, analisis dilakkan dengan menganalisa keseragaman pola jawaban yang salam dalam satu sekolah. Kejujuran sulit diukur, tetapi kecurangan bisa diukur.
Hasil analisis dijadikan empat kuadran. Kuadran pertama adalah kelompok dengan indek integritas tinggi dan nilai UN tinggi. Kuadran kedua adalah kelompok dengan indeks integritas tinggi, tetapi nilai UN rendah. Kuadran ketiga adalah kelompok dengan indeks integritas rendah dan nilai UN tinggi. Terakhir, kuadran keempat adalah kelompok dengan indeks integritas rendah dan nilai UN rendah.
“Para kepala sekolah yang berada pada kuadran satu bisa merasa lega dan bersyukur, tetapi mereka yang berada pada kuadran empat, memiliki kewajiban menjelaskan kepada orang tua murid dan peserta didik”, ungkap Anies seraya menambahkan sekolah yang memiliki integritas tinggi lebih banyak dari sekolah swasta daripada sekolah negeri
Sumber: http://bsnp-indonesia.org/
loading...