INDONESIA MINIM LULUSAN PASCA SARJANA


Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid mengatakan, Indonesia masih kurang lulusan pasca serjana. Hal ini terlihat dari Kampus-kampus kesulitan untuk menambah dosennya. Untuk itu, lulusan-lulusan terbaik diharapkan bisa melanjutkan studinya lagi.

Edy menuturkan, jika ada kesempatan melanjutkan jenjang pendidikan formal lebih tinggi, seperti S-2 dan S-3, para lulusan Strata satu (S-I) untuk tidak berhenti belajar karena Indonesia tertinggal jauh dari negara- negara ASEAN lainnya.

"Kita jauh tertinggal lulusan pasca sarjananya dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, Filipina ataupun Thailand dan India. Untuk itu para lulusan baru didorong mencari beasiswa untuk studi ke jenjang selanjutnya," kata Edy kepada SP ,Rabu (9/12).

Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Islam Indoensia(UII) Yogjakarta ini menuturkan, selain kekurangan lulusan pasca serjana. Indonesia juga kekurangan tenaga terampil.

Berdasarkan data ASEAN Productivity Organization, jumlah tenaga terampil di Indonesia juga sangat terbatas. Hanya 4,3% dari 1.000 tenaga kerja yang terampil. Sedangkan di Malaysia dan Singapura sudah mencapai 32 dan 34 %.

Oleh karena itu, di luar pendidikan formal, Edy menegaskan, para lulusan PT juga harus terus belajar secara informal maupun nonformal karena belajar itu tiada hentinya sampai akhir hayat.


"Belajar tidak berhenti, terlebih ilmu pengetahuan berkembang pesat dan peradaban manusia semakin maju, sehingga setiap insan harus mengikuti perubahan dengan secara terus menerus menambah pengetahuannya," kata dia.

Sumber https://www.pgrionline.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel