Kok Bisa Alat Berat Jatuh di Masjidil Haram? Apa Hikmahnya?
Friday, September 11, 2015
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي إياه نعبد وإياه نستعين، الصلاة والسلام على عبده ورسوله محمد صلى الله عليه وسلم
إنا لله وإنا إليه راجعون
Makkah berduka, Kerajaan Arab Saudi berduka, dan Seluruh Muslimiin berduka atas kejadian jatuhnya crane atau alat berat di Masjidil Haram. Kejadian ini dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia, karena memang terjadi di tempat dan waktu berkumpulnya manusia dari seluruh dunia untuk menunaikan ibadah haji.
Respon masyarakat pun bermacam-macam, mulai dari yang panik mengkhawatirkan keluarganya hingga sampai ada yang bertanya-tanya: "Kok bisa ya alat berat jatuh di tanah suci Masjidil Haram?" Pertanyaan seperti ini jika tidak dijawab dengan benar, bisa saja akan membawa pada persangkaan buruk kepada pihak tertentu dan bahkan dapat menyebabkan kufur terhadap takdir Allah.
Oleh karena itu, pada posting ini saya mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan disertai hikmah yang dapat diambil dan dijadikan pelajaran ('ibroh) dari kejadian ini.
Kok bisa kejadian ini terjadi di Masjidil Haram, tempat termulia di dunia?
Jawab:
Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah.. Ingatlah bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'ala mampu dan berhak melakukan apa saja yang diinginkan-Nya, sebagaimana firman-Nya yang sudah sering kita baca dan dengar dalam Al-Qur'an Surah Yaasin (36) ayat 82 yang berbunyi:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Dari ayat di atas, kita harusnya sadar bahwa sangat mudah bagi Allah untuk menentukan sesuatu kejadian, termasuk hanya menjatuhkan crane itu. Bahkan Allah Mahakuasa untuk melakukan yang lebih daripada hal itu. Allah Mahakuasa untuk memerintahkan angin, langit, laut, dan segala ciptaan-Nya yang lain.
Secara ilmiah saja hal seperti itu wajar terjadi. Sudah banyak kejadian alat berat jatuh sebab beban yang diangkat terlalu berat. Begitu juga dengan kejadian ini; akibat angin badai yang besar juga sangat wajar jika alat berat itu jatuh.
Ini adalah takdir Allah dan kita harus mengimani rukun iman yang ke-6 ini. Sebagaimana percakapan Malaikat Jibril dengan Rasulullah Muhammad Shollallaahu 'alaihi wa sallam:
قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِيمَانِ. قَالَ « أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ». قَالَ صَدَقْت
Jibril berkata: Maka beritakanlah kepadaku tentang Iman! Rasulullaah Shollallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: Engkau beriman kepada Allah, Para Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari Akhir, serta beriman kepada takdir (ketentuan) baik dan buruk-Nya. Jibril berkata: Engkau benar. (Shohih Muslim:102 - Arbain Nawawi:2)
Karena itu adalah takdir Allah dan juga musibah, maka sepantasnya kita bersabar dan mengucapkan kalimat istirja' (Innaa lillaahi wa innaa ilaiHi rooji'uun) sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Surah Al-Baqoroh (2) ayat 156. Atau dengan lafazh yang sedikit lebih panjang riwayat Imam Muslim hadits nomor 2165 dan 2166:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
Atau membaca قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ yang artinya; "Takdir Allah, dan apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi" (Shohih Muslim: 6945)
Lalu kenapa sampai terjadi di Masjidil Haram?
Kejadian seperti itu bisa terjadi di mana saja, termasuk di Masjidil Haram.
Tapi kan ini tempat suci?
Benar, bahkan area Ka'bah dan Masjidil Haram adalah area termulia di seluruh dunia, karena menjadi kiblat sholat ummat Islam seluruh dunia.
Saudara-saudariku.. Apakah kalian kira kejadian itu buruk bagi mereka jamaah haji yang wafat? Coba renungkanlah firman Allah berikut:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُون
Dan boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi pula engkau mencintai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah Mahamengetahui dan kalian tidak mengetahui. (QS. Al-Baqoroh (2): 216)
Coba renungkan juga Apakah kekalahan Muslimiin saat perang Uhud itu buruk dan tidak ada hikmahnya?
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS. Ali-'Imron (3): 140)
Perhatikan kalimat yang bercetak tebal dan bergaris bawah. Allahlah yang ingin mereka Para Sahabat Rasulullah untuk wafat sebagai syuhada. Mereka mati dalam ibadah jihad yang termasuk diantara ibadah-ibadah termulia.
Begitu juga dengan korban jatuhnya alat berat di Masjidil Haram, hikmahnya adalah Allah ingin mereka Jama'ah Haji wafat dalam ibadah kepada-Nya dan sebagai syahid. Karena dalam sebuah hadits Rasulullah pernah bersabda tentang orang yang wafat dalam keadaan ihrom;
اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوهُ فِى ثَوْبَيْهِ وَلاَ تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ فَإِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا
Mandikanlah dia dengan air yang dicampur dengan daun bidara, kemudian kafani dengan kedua kain ihramnya, dan jangan kalian tutupi kepalanya, karena Allah akan membangkitkannya kelak di hari kiamat dalam keadaan membaca Talbiyah. (Shohih Muslim: 294 dan banyak redaksi hadits lainnya yang serupa di Shohih Bukhori dan Shohih Muslim)
الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِى يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
Mati Syahid itu ada 7 selain mati saat perang di jalan Allah; (1) orang yang mati terkena penyakit tho'un syahid, (2) yang mati tenggelam syahid, (3) yang mati karena sakit tulang rusuk syahid, (4) yang mati karena sakit perut syahid, (5) mati karena terbakar syahid, (6) yang mati karena tertimpa bangunan syahid, (7) wanita yang mati saat melahirkan syahid. (Sunan Abu Dawud: 3113)
Hikmah lainnya yaitu, agar kita selalu memperbaiki niat kita dalam hidup karena kematian bisa datang kapan saja dan di mana saja kita berada. Ingat tujuan kita diciptakan Allah adalah untuk beribadah menyembah-Nya. Begitu juga saat ibadah agar kita berusaha menjaga keikhlasan dan menjauhi riya. Agar jika Allah wafatkan kita dalam ibadah, maka Dia wafatkan kita sebagai orang yang beriman dan ikhlas.
Mari kita do'akan mereka yang telah berpulang ke rahmatullah dengan do'a yang dibaca Rasulullah dan diriwayatkan dalam Shohih Muslim hadits nomor 2276 dan 2278:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُم وَارْحَمْهُم وَعَافِهِم وَاعْفُ عَنْهُم وَأَكْرِمْ نُزُلَهُم وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُم وَاغْسِلْهُم بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِم مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُم دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِم وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِم وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِم وَأَدْخِلْهُم الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُم مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّار
Point terakhir yang ingin saya sampaikan setelah kita sama-sama mengetahui hikmah dari kejadian itu adalah agar jangan lagi ada yang mengkambing hitamkan Kerajaan Arab Saudi lah yang salah dan segala pikiran negatif lainnya. Ketahuilah bahwa Kerajaan Arab Saudi sudah semaksimal mungkin memberikan pelayanan kepada tamu-tamu Allah yang berhaji. Sudah kita bahas di atas, ini takdir Allah dan terdapat hikmah baik padanya.
Silakan disebarkan, sebab kami mendapat kabar bahwa ada musuh-musuh Allah yang berusaha menjelek-jelekan Kerajaan Arab Saudi dan Islam secara umum dengan kejadian ini karena mereka semua tidak tahu hikmahnya.
* Nash Al-Qur'an, Hadits, dan Nomor Hadits dikutip dari Software Maktabah Syamilah.
{Madinah, 28 Dzulqo'dah 1436 H / 12 September 2015 M}
Copyright @ Ahmad Bilal Almagribi
Mahasiswa Fakultas Syari'ah, Universitas Islam Madinah
Sumber http://www.santrinabawi.com/
* Nash Al-Qur'an, Hadits, dan Nomor Hadits dikutip dari Software Maktabah Syamilah.
{Madinah, 28 Dzulqo'dah 1436 H / 12 September 2015 M}
Copyright @ Ahmad Bilal Almagribi
Mahasiswa Fakultas Syari'ah, Universitas Islam Madinah