Stanislao Cannizzaro - Penemu Reaksi Kimia yang Melibatkan Disproporsionasi Aldehida Tanpa Hidrogen Pada Posisi Alfa
Tuesday, August 11, 2015
Stanislao Cannizzaro |
Biografi
Cannizzaro lahir 13 Juli 1826, di Palermo, Italia. Pada 1841, ia masuk universitas di sana dengan tujuan profesinya sebagai pembuat obat, namun ia segera beralih ke studi kimia. Pada 1845 dan 1846 ia bertindak sebagai asisten Raffaele Piria (1815-1865), yang dikenal karyanya pada salisin, seorang profesor kimia di Pisa dan di Turin.
Selama revolusi kemerdekaan Sisilia tahun 1848, Cannizzaro menjabat sebagai perwira artileri di Messina dan juga dipilih sebagai wakil Francavilla di parlemen Sisilia, dan setelah jatuhnya Messina pada bulan September 1848, ia ditempatkan di Taormina. Pada masa runtuhnya para pemberontak, Cannizzaro melarikan diri ke Marseille, Mei 1849, serta berpindah-pindah di kota-kota Perancis hingga akhirnya menetap di Paris pada bulan Oktober. Di sana, dia bekerja di laboratorium Michel Eugène Chevreul, dan pertemuannya dengan FS Cloez (1817 – 1883) menghasilkan kontribusi pertamanya dalam penelitian kimia, pada 1851, yakni sianamida yang dibuat berdasarkan reaksi ammonia di dalam larutan klorida sianogen halus. Pada tahun yang sama Cannizzaro diterima di National College of Alessandria, Piedmont, sebagai profesor kimia fisik. Di Alessandria ia menemukan bahwa aldehida aromatik terurai oleh solusi beralk0hol dari kalium hidroksida ke dalam campuran asam yang sesuai dan alc0hol. Sebagai contoh, benzaldehida terurai menjadi asam benzoat dan benzil alk0hol, yang dikenal sebagai reaksi Cannizzaro.
Pada musim gugur 1855, Cannizzaro menjadi profesor kimia di Universitas Genoa, begitu juga di Pisa dan Naples. Cannizzaro juga diterima sebagai Ketua Kimia Anorganik dan Organik di Palermo. Di sana ia menghabiskan sepuluh tahun mempelajari senyawa aromatik dan terus bekerja pada gugus amina, sampai pada tahun 1871 ketika dia diangkat menjadi Ketua Kimia di Universitas Roma.
Hasil karyanya pada kimia organik, serta penelitian santonin, 1858 Cannizzaro membuat paper Sunto di un corso di Filosofia chimica, atau Ringkasan kursus filsafat kimia, di mana dia menegaskan perbedaan yang sebelumnya diduga oleh Avogadro, antara berat atom dan molekul. Cannizzaro menunjukkan bagaimana berat atom dari unsur yang terkandung dalam senyawa volatil dapat disimpulkan dari berat molekul senyawa, dan bagaimana berat atom dari unsur-unsur yang senyawa kepadatan uap tidak diketahui dapat ditentukan dari pengetahuan khusus memanaskannya. Atas prestasinya ini, fundamental of importance to atomic theory (Dasar-Dasar Penting Dalam Teori Atom), ia dianugerahi Copley Medal oleh Royal Society pada tahun 1891.
Pada tahun 1871, atas keunggulan ilmiah Cannizzaro dia masuk ke senat Italia, menjadi wakil presiden, dan sebagai anggota Dewan Instruksi Publik.
Kongres Karlsruhe
Cannizzaro dikenal karena perannya dalam konferensi kimia internasional pertama, yang diselenggarakan di Karlsruhe di Jerman Selatan pada September 1860. Konferensi ini ditujukan untuk memperoleh kesatuan dan kesepahaman antara masyarakat kimia Eropa. Kongres Karlsruhe dapat menjadi simbol era dimana kimia memperoleh kemunculan modernnya. Hukum Avogadro memberikan dasar penentuan massa atom relatif, yakni massa atom (secara nal disebut berat atom). Pentingnya massa atom ini lambat disadari. Kimiawan Italia Stanislao Cannizzaro (1826-1910) menyadari pentingnya hipotesis Avogadro dan validitasnya di International Chemical Congress yang diselenggarakan di Karlsruhe, Germany, di tahun 1860, yang diadakan utuk mendiskusikan kesepakatan internasional untuk standar massa atom. Sejak itu, validitas hipotesis Avogadro secara perlahan diterima.
Cannizzaro terkenal karena kontribusinya untuk perdebatan atas atom, molekul, dan bobot atom. Dia memperjuangkan gagasan Amedeo Avogadro bahwa volume gas yang sama pada tekanan yang sama dan temperatur dalam jumlah yang sama dari molekul atau atom, dan gagasan bahwa volume gas yang sama dapat digunakan untuk menghitung berat atom. Dengan demikian, Cannizzaro memberikan pemahaman baru tentang kimia. Stanislao Cannizzaro meninggal pada 10 Mei 1910.
Reaksi Cannizzaro
Reaksi Cannizzaro, dinamakan dari penemunya Stanislao Cannizzaro, adalah sebuah reaksi kimia yang melibatkan disproporsionasi aldehida tanpa hidrogen pada posisi alfa yang diinduksi oleh basa. Cannizzaro pertama kali menyelesaikan transformasi ini pada tahun 1853, ketika dia mendapatkan benzil alkohol dan asam benzoat dari reaksi antara benzaldehida dengan kalium karbonat.
Produk oksidasi reaksi ini adalah asam karboksilat dan produk redoksnya adalah alkohol. Untuk aldehida dengan atom hidrogen pada posisi alfa, misalnya RCHR'CHO, reaksi yang lebih difavoritkan adalah kondensasi aldol, yang berawal dari deprotonasi hidrogen alfa ini. Beberapa tinjauan telah diterbitkan.
Mekanisme reaksi
Langkah awal reaksi ini adalah adisi nukleofilik basa (misalnya anion hidroksi) ke karbon karbonil aldehida. Alkoksida yang dihasilkan kemudian terdeprotonasi, menghasilkan di-anion, dikenal sebagai zat antara Cannizzaro. Pembentukan zat antara ini memerlukan lingkungan basa yang kuat.
Kedua-dua zat antara ini dapat bereaksi lebih lanjut dengan aldehida dengan mentransfer sebuah hidrida, "H"−. Sifat hidridik C-H ditingkatkan oleh sifat penyumbang elektron oksigen alfa anion. Transfer hidrida ini secara bersamaan menghasilkan anion hidroksil dan karboksilat. Bukti lebih lanjut mengenai sifat hidridik dari zat antara Cannizzaro ini dapat terlihat pada pembentukan H2 ketika ia bereaksi dengan air.
Hanya aldehida yang tidak dapat membentuk ion enolat yang mengalami reaksi Cannizzaro. Aldehida tidak boleh terdapat proton yang terenolisasi. Di bawah kondisi basa yang memfasilitasi reaksi, aldehida dapat membentuk enolat yang kemudian akan mengalami kondensasi aldol. Aldehida yang dapat mengalami reaksi Cannizzaro meliputi formaldehida dan aldehida aromatik seperti benzaldehida.
Variasi
Terdapat pula kondisi khusus reaksi Cannizzaro silang. Variasi ini lebih umum terlihat belakangan ini karena reaksi Cannizzarro yang asli menghasilkan campuran alkohol dan asam karboksilat. Sebagai contoh, aldehida tanpa hidrogen alfa apapun dapat direduksi dengan keberadaan formaldehida. Formaldehida dioksidasi membentuk asam format dan alkhol yang diinginkan didapatkan dengan rendemen yang tinggi.
Sumber:
Sumber https://blogpenemu.blogspot.com/