Seberapa Pentingkah Geografi?
Monday, August 31, 2015
Pertanyaan di judul postingan ini memang agak lumayan berat untuk dijawab, namun saya akn coba jelaskan kaitan geografi dengan sisi ekonomi suatu wilayah atau negara. Kondisi fisik alamiah sangat memengaruhi prospek pembangunan negara. Contohnya adalah intensifikasi di daerah-daerah dengan kondisi agroekologis alamiah yang baik akan menghasilkan surplus yang dapat dialihkan ke berbagai fungsi yang lain secara produktif. Akan tetapi aset ini tidak terdistribusi secara merata. Sebagaimana dikatakan Landes (1998) yaitu "Alam seperti halnya hidup itu tidak adil, apa yang diberikannya tidak merata". Para peneliti telah menemukan adanya korelasi kuat antara output ekonomi dengan karakteristik geografi. Regresi sederhana kepadatan output (PDB per km persegi) atas variabel-varibel geografis seperti suhu tahunan rata-rata, curah hujan rata-rata, ketinggian rata-rata, kecuraman tanah, kategori lahan dan jarak dari garis pantai menjelaskan 91% dari variabilitas dalam kepadatan produksi ekonomi.
Analisis yang sama menjelaskan perbedaan sebesar 20% dalam output per kaitan antara Afrika tropis dan kawasan-kawasan industri dan 12% antara Afrika tropis dan kawasan tropis lain. Iklim juga berinteraksi dengan faktor lain seperti penyakit. Penyakit yang menular lewat organisme sangat banyak ditemui di negara-negara tropis yang dapat mengurangi produktifitas. Malaria diperkirakan telah menyebabkan kurang lebih 1 juta kematian dan lebih dari 200 juta kejadian klinis di Afrika setiap tahunnya. Faktor-faktor geografis murni lain seperti tak bergaris pantai, yang memangkas separuh persentase poin dari pertumbuhan PDB tahunan atau lokasi yang terpencil.
Apakah ini berarti geografi harus mendikte nasib suatu negara?. Tidak, Geografi fisik membantu menjelaskan perbedaan pertumbuhan awal dan beberapa variasi hasil akhir ekonomi. Namun sebagian besar dari hambatan ini dapat diatasi dengan sumber daya yang memadai. Geografi lebih merupakan penyebab yang memang sangat memengaruhi (a proximate cause) tetapi bukan penyebab dasar (an ultimate cause) tingkat pertumbuhan yang rendah. Tingkat malaria yang tinggi misalnya bisa dipandang sebagai sebuah gejala kemiskinan akut sekaligus penyebabnya. Keadaan itu membutuhkan intervensi pembangunan yang nyata tetapi tidak sepenuhnya menjelaskan pola global kekayaan ekonoomi atau memprediksi potensi pertumbuhan di masa depan secara terpisah.