Teroris Melepaskan Tembakan di Gereja Charlestone dan 9 Tewas


Polisi menangkap seorang teroris bersenjata api yang terlibat dalam penembakan terhadap sembilan orang di sebuah gereja di Charleston, Rabu (18/6/2015) malam waktu setempat.

Kepala Polisi Charleston Gregory Mullen mengatakan, Dylann Roff ditangkap di Shelby, Carolina Utara, sekitar empat jam dari lokasi kejadian. Polisi setempat mengatakan bahwa ia mengendarai mobil Hyundai hitam dengan nomor kendaraan LGF330.

"Dia menggunakan kaus yang khas serta kendaraan dengan nomor yang sangat khas," kata polisi, dikutip dari CNN. Saat ini, penyidik sedang menuju Shelby untuk memeriksa Roff.

Penembakan itu terjadi di gereja Episkopal Methodis Emmanuel Afrika di pusat kota Charleston pada pukul 21.00, Rabu malam waktu setempat.

Gereja ini adalah sebuah gereja tua berusia 150 tahun yang sebagian besar umatnya adalah warga kulit hitam. Gereja ini adalah salah satu yang tertua di AS.

Mullen mengatakan, penembakan itu sebuah kejahatan dengan latar belakang kebencian.

"Kejahatan ini sungguh keji dan tak terduga karena dilakukan seseorang yang memasuki gereja di saat orang-orang tengah berdoa lalu membunuh mereka," tambah Mullen.

Setidaknya delapan orang tewas di tempat dan seorang lainnya meninggal di rumah sakit akibat serangan penembakan oleh teroris itu. Polisi meyakini bahwa ini adalah kejahatan bermotifkan kebencian untuk kelompok tertentu, dalam hal ini adalah warga kulit hitam.

Kepala polisi Charleston, Greg Mullen mengatakan bahwa dari sembilan orang yang tewas, enam di antaranya adalah perempuan dan tiga laki-laki. Tiga orang selamat, termasuk seorang perempuan yang menerima pesan mengerikan dari sang penembak.

"Dia (teroris) mengatakan, 'Aku tidak akan membunuhmu, aku akan membiarkan kamu hidup, sehingga bisa memberitahu mereka apa yang terjadi,'" kata President NAACP Charleston, Dot Scott kepada CNN. Scott mengatakan kalau dia mendengar hal ini dari keluarga korban.

Pelaku sempat melarikan diri sesaat setelah kejadian. Polisi pun menyebarkan selebaran untuk mengidentifikasi dan menangkap tersangka teroris. Berita terakhir, Roof sudah berhasil ditangkap polisi. Debora Feyerick, pejabat penegak hukum senior dan investigasi mengatakan kepada CNN bahwa Roof kini sudah ditangkap dan ditahan di dekat Shelby, Carolina Utara.

Saat ditangkap, tersangka juga masih membawa senjata yang dipakainya untuk menembak para korban.

Kekerasan bersenjata dan aksi terorsering terjadi di AS. Obama mencanangkan program pengendalian senjata setelah beberapa insiden penembakan mematikan dilakukan oleh warga AS di bawah umur, seperti kasus penembakan di sekolah menengah Sandy Hook, Connecticut yang menewaskan 20 anak, penembakan sebuah bioskop di Colorado yang menewaskan 12 anak dan penembakan di SMA Marysville-Pilchuck High School menewaskan 3 anak yang terjadi bulan lalu.

Beberapa program pengendalian senjata Obama meliputi pemeriksaan latar belakang penjualan senjata, kembali melarang penjualan senjata militer, melarang penjualan magasin senapan dengan kapasitas lebih dari 10 putaran dan memperketat hukuman bagi para penjual senjata secara ilegal.

"Warga AS memang memiliki kebebasan memiliki senjata berapi, namun keamanan anak adalah tanggung jawab kita bersama," ujar Obama.

Namun, hingga saat ini, tidak ada satu pun program pengendalian senjata yang diajukan Obama, disetujui Kongres. Faktanya adalah, tidak selalu teroris itu identik dengan Muslim. Bisa saja itu dilakukan oleh orang-rang yang tidak terduga.

Sumber http://www.zulfanafdhilla.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel