Dampak Negatif Yang dirasakan Rakyat Akibat Pelanggaran Peraturan Tanam Paksa
Friday, April 3, 2015
Jika kita perhatikan point-point dalam Peraturan Tanam Paksa, program ini seharusnya tidak selalu merugikan rakyat Indonesia. Ada sisi-sisi positif yang seharusnya dapat diambil oleh rakyat dari program pemerintah kolonial ini. Keuntungan itu antara lain:
- Rakyat masih dapat leluasa menggarap sebagian tanahnya untuk ditanami tanaman pangan. Hal ini karena tanah yang diberikan untuk program tanam paksa hanya seperlima atau 20% dari total lahan.
- Secara tidak langsung rakyat diajari untuk berbisnis dengan menanam tanaman komediti ekspor sekaligus pengolahannya secara profesional
- Apabila hasil tanaman melimpah dan melebihi target pajak, maka kelebihan itu akan dikembalikan lagi ke rakyat.
- Peraturan tanam paksa jauh lebih ringan dibandingkan peraturan wajib tanam sebelumnya, seperti verplichte leverantine dan Preanger stelsel.
Namun apa boleh buat Peraturan Tanam Paksa yang seharusnya memberikan keuntungan atau minimal membuat rakyat sedikit bisa bernafas ini ternyata tidak sesuai dengan keadaan di lapangan. Banyak penyimpangan dan pelanggaran yang dilakukan baik oleh para bangsawan pribumi maupun pemerintah kolonial sendiri.
Pemerintahan Kolonial sengaja merekrut para bangsawan untuk mengawasi langsung kerja rakyak diperkebunan-perkebunan pemerintah. Para bansawan tersebut nantinya diiming-imingi untuk mendapatkan hadiah tunai dari hasil panen rakyat. Sehingga semakin banyak para bangsawan penghianat itu menyetorkan hasil panen rakyat, maka semakin besar pula imbalan yang akam mereka peroleh.
- Rakyat dipaksa untuk mengerahkan tenaga dan waktu untuk menggarap tanaman wajib lebih banyak dari menggarap sawah ladang pribadi
- Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu normal
- Tanah yang diambil untuk tanaman wajib lebih dari seperlima
- Lahan yang ditanami tanaman wajib masih dikenai pajak
- Kelebihan hasil panen yang dijanjikan tidak pernah dikembalikan
Dan akhirnya begitulah, yang dirasakan rakyat hanyalah penderitaan dan kesengsaraan yang terus-menerus. Setiap hari mereka harus bekerja demi kepentingan asing tanpa mendapatkan upah. Seluruh waktupun habis terporsir, tanah ladang mereka terbengkalai dan akhirnya kemiskinan dan kelaparan merejalela di mana-mana. Dan sekali lagi peraturan tanam paksa ini akhirnya tetap menjadi pil pahit yang harus bangsa kita telan.