MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Wednesday, February 11, 2015
Hari-hari pertama di kelas VII atau kelas IX adalah suatu kebanggan tersendiri, karena telah berhasil melampaui perjuangan yang cukup berat. Namun hasil yang telah dicapai tersebut sekarang harus dipertanggungjawabkan. Perjuangan belum akhir, dimana kita harus mengakhiri masa belajar SMP dan untuk kemudian melanjutkan ke SMA/MA atau SMK, Perguruan Tinggi, Bekerja dan seterusnya. Pada prinsip sepanjang hidupnya manusia akan menghadapi perjuangan, dan untuk dapat melampaui setiap perjuangan perlu adanya semangat atau motivasi. Perhatikan ilustrasi berikut :
1. Ani ingin menjadi dokter, maka setiap hari Ani selalu berusaha menyiapkan diri dengan seabik-baiknya mulai dari belajar, mengerjakan tugas-tugas, latihan soal, membuat catatan, diskusi/belajar kelompok, sampai berusaha memahami bagaimana seharusnya berkepribadian seorang dokter, disamping selalu berdoa dan rajin beribadah. Karena kerja kerasnya itu maka Ani selalu mendapat peringkat terbaik disekolahnya. Keinginan yang kuat ANi dapat memotivasi dirinya dalam belajar.
2. Roni mempunyai kegemaran main gitar. Ia ingin sekali memiliki gitar, tetapi tabungannya belum cukup. Mengetahui hal tersebut orang tua Roni mengatakan bahwa kalau ingin dibelikan gitar, nanti kalau naik kelas dan nilainya dapat mencapai peringkat 5 besar. Mendengar kata-kata ayahnya, Roni menjadi tambah semangat belajarnya. Ia betul-betul belajar keras dan berdoa agar memenuhi harapan orang tuanya. Contoh diatas memberikan gambaran bahwa semangat belajar Roni timbul karena factor luar, yaitu ingin mendapat gitar dan ingin memenuhi harapan orang tuanya.
3. Rudi adalah anak pertama dari tiga bersaudara, adiknya masih kecil-kecil, Rudi adalah harapan satu-satunya orang tuanya yang akan dapat membantu ekonomi keluarga. Tapi sayangnya Rudi mempunayi pandangan yang berbeda dengan orang tuanya. Sebagai anak yang mulai berangkat remaja, ia ingin ‘gaul’ seperti teman-temannya. Dengan dalih kebebasan, ia tidak segan-segan membantah nasehat orang tuanya. Hampir setiap hari ia ‘nongkrong’ bersama teman-temannya, kadang-kadang sampai larut alam, sehingga paginya malas untuk masuk sekolah. Kalau sudah demikian itu ia terus bolos sekolah, juga tidak pulang ke rumah, melainkan jalan-jalan kebeberapa tempat hiburan. Suatu hari ditanya oleh guru pembingan kenapa tidak masuk sekolah, jawabnya sederhan yaitu ‘malas’
Memperhatikan cerita Rudi, timbul pertanyaan “kenapa Rudi malas?” Rudi malas karena pada dirinya tidak ada motivasi. Mengapa tidak ada motivasi ? Jawabnya adalah karena Rudi :
a. TIdak mempunyai tujuan/cita-cita yang jelas dan kuat.
b. Tidak memahami keinginan orang tuanya
c. Tidak memahahi bahwa hidup itu penuhh kesulitan
d. Tidak memahami aturan dan tata tertiib sekolah
e. Tidak memahami diri (tugas dan kewajiban sendiri
Dari beberapa ilustrasi dapat diketuhi bahwa motivasi sangat diperlukan dalam mencapai suatu tujuan. Juga dapat diketahui bahwa motivasi ada yang berasal dari dalam diri dan ada yang berasal dari luar diri.
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengembangkan motivasi belajar adalah :
- Setiap usaha belajar perlu ditetapkan niat dan tujuan yang jelas
- Merencanakan kegitan belajar sebaik-baiknya
- Memahami setiap hambatan yang dihadapi dalam belajar.
- Berdoa untuk keberhasilan
- Selalu mawas diri dan mengembangkan kesadaran untuk lebih memahami diri. Semakin dalam pemahaman diri seseorang semakin besar semangata yang akan muncul.
- Mau menerima masukan dari orang lain
- Memahami norma-norma tentang belajar yang baik
- Mempunyai rencana masa depan.
Motivasi harus selau ada dan dipelihara, agar senantiasa hidup menggelora didalam jiwa kita semuanya. Kalau kita kehilangan semangat, badan rasanya lemah, malas, tidak bergairah, tidak berdaya, bahkan merasa tidak berharga. Sungguh ini sangat merugikan. Jadi motivasi sangat diperlukan untuk keberhasilan seseorang dalam belajar adalah idaman setiap orang dalam berusaha. Agar kita memahami usaha-usaha apakah yang perlu diperhatikan, perhatikan hal-hal berikut ini :
A. Persyaratan akademis, meliputi :
1. Hasil ulangan yang diperoleh sudah tuntas/lulus
2. Kehadiran disekolah hendaknya sesuai dengan ketentuan
3. Konsentrasi belajar baik dirumah maupuan di sekolah
4. Kesehatan fisik maupun mental yang menunjang kegiatan belajar
5. Kelengkapan catatan pelajaran
6. Mengerjakan tugas (PR) dengan baik
B. Persyaratan Budi Pekerti, meliputi :
1. Kelakuan :
- Ketaatan terhadap tata tertib sekolah
- Bersikap santun dan ramah kepada guru/karyawan sekolah
- Menjalin hubungan baik dengan teman sebaya
- Menperhatikan pelajaran
2. Kerajinan
- Kehadiran dalam kegiatan belajar mengajar
- Kehadiran dalam kegiatan ekstra kurikuler
- Aktif mengikuti kegiatan peringatan hari-hari besar nasional maupun agama
- Kehadiran dalam kegiatan upacara bendera
- Mengerjakan PR atau tugas-tugas lain dari guru.
- Kelengkapan dan kerajinan buku catatan
3. Kerapian/kebersihan
- Memakai seragam lengkap sesuai ketentuan
- Memakai pakaian bersih dan rapi
- Rambut di sisir rapi, tidak mengenakan pewarna rambut.
- Menjaga keberhasilan diri dan lingkungannya.
- Buku-buku pelajaran diampul rapid an bersih
- Membuang sampah ditempatnya.
C. Faktor ‘X’
Untuk dapat naik kelas, selain memperhatikan persyaratan akademis dan budi pekerti masih ada hal lain yang menentukan yaitu factor ‘X’. Manusia hanya dapat berusaha, tetapi Tuhan Yang Maha Esa jualah yang menentukan usaha kita berhasil atau tidak, itulah sebabnya dengan factor ‘X’. Oleh karena itu setelah kita memperhatikan semua usaha, sebaiknya kita selalu berdoa baik sebelum maupun sesudah belajar, dan setiap selesai sembahyang, agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa member petunjuk dan kemudahan kepada kita serta meridhoi semua yang telah kita lakukan.
Baca juga artikel layanan BK
Sumber https://www.maribelajarbk.web.id/