Djoko Sungkono - Penemu HHO: Alat Pengubah Air Jadi BBM
Saturday, February 7, 2015
Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono M.Eng.Sc., adalah Kepala Laboratorium Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar di Jurusan Teknik Mesin FTI ITS, mengembangkan "water to gas" (air dijadikan gas) sebagai energi alternatif untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM).
Djoko Sungkono sudah meneliti alat HHO (Hydrogen Booster) yang mengalihkan air ke gas sejak tahun 2007, bahkan dia mulai memakainya sejak tahun 2009. Dan hasilnya alat tersebut mampu menghemat solar atau bensin hingga 36 persen.
Prinsip kerja:
HHO (Hydrogen Booster) merupakan alat yang memisahkan H2O menjadi H2 dan O secara elektrolisa. H2 yang sudah dipisahkan dari O itulah yang akan menghasilkan energi (gas) yang luar biasa bila ada proses pembakaran di dekatnya.
Alat HHO yang ada saat ini berupa tabung air murni berukuran 15x20 centimeter. Satu cc air murni akan habis untuk jarak 70 kilometer, sehingga kalau satu liter air murni ya bisa untuk jarak ribuan kilometer
Alat HHO yang ditemukannya dijual dengan harga Rp 800 ribu, namun belum diproduksi secara massal (masih internal ITS). Saat ini, "water to gas" yang diriset itu sudah memasuki generasi ke-16, namun riset akan terus dikembangkan, baik konsep maupun alatnya. Sumber https://blogpenemu.blogspot.com/
Djoko Sungkono sudah meneliti alat HHO (Hydrogen Booster) yang mengalihkan air ke gas sejak tahun 2007, bahkan dia mulai memakainya sejak tahun 2009. Dan hasilnya alat tersebut mampu menghemat solar atau bensin hingga 36 persen.
Prinsip kerja:
HHO (Hydrogen Booster) merupakan alat yang memisahkan H2O menjadi H2 dan O secara elektrolisa. H2 yang sudah dipisahkan dari O itulah yang akan menghasilkan energi (gas) yang luar biasa bila ada proses pembakaran di dekatnya.
Alat HHO yang ada saat ini berupa tabung air murni berukuran 15x20 centimeter. Satu cc air murni akan habis untuk jarak 70 kilometer, sehingga kalau satu liter air murni ya bisa untuk jarak ribuan kilometer
Alat HHO yang ditemukannya dijual dengan harga Rp 800 ribu, namun belum diproduksi secara massal (masih internal ITS). Saat ini, "water to gas" yang diriset itu sudah memasuki generasi ke-16, namun riset akan terus dikembangkan, baik konsep maupun alatnya. Sumber https://blogpenemu.blogspot.com/