Latihan Lompat Tinggi
Friday, September 26, 2014
Lompat tinggi merupakan olahraga yang menguji ketrampilan melompat dengan melewati tiang mistar. Tujuan olahraga ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar tersebut dengan ketinggian tertentu. Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar 3,15 meter. Lompat tinggi dilakukan diarena lapangan atletik. Lompat tinggi dilakukan tanpa bantuan alat. Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati ketinggian mistar. Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak 3 kali untuk melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak 3 kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal. Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha melompat setinggi yang dapat dilakukan.
1. Sejarah Lompat Tinggi
Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada olimpiade awal Yunani kuno, kompetisi pertama lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke 19, tempatnya di Scotlandia, dengan ketinggian hingga 1, 68 meter. Pelompat pada masa itu menggunakan metode pendekatan langsung atau teknik gunting.
Lompat tinggi tidak dilakukan secara sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai oleh para atlet agar terhindar dari kecelakaan. Pada abad ke-19, peserta lompat tinggi melompat dan mendarat di atas tanah yang berumput dengan menggunakan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakang, Gaya ini ternyata banyak mengakibatkan cedera pada peserta. Sementara kini, lompat tinggi dilakukan dengan mendarat di sebuah matras.
2. Gaya Dalam Lompat Tinggi
Biasanya, atlet yang mengambil bagian dalam lompat tinggi mempunyai postur badan kurus dan tinggi. Berikut adalah gaya-gaya yang biasa digunakan atlet dalam lompat tinggi.
a. Gaya Fosbury Flop
Gaya fosbury flop diperkenalkan oleh Dick Fosbury pada tahun 1968. Dalam gaya fosbuiry flop, awalan harus dilakukan dengan cepat dan menikung atau agak melingkar. Saat menolakkan, kaki haru kuat, dibantu dengan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan. Jika kaki tolakan menggunakan kaki kanana, tolakan harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu penolakankaki bersamaan dengan kedua tangan ke atas di samping kepala, badan melompat ke atas membuat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama-sama.
b. Gaya Gunting (Scissors)
Gaya gunting disebut juga dengan gaya Sweney. Pada saat melakukan gaya ini, atlet melompat mengambil awalan daroi tengah. Jika melakukantumpuanmenggunakan kaki kiri pada saat akan melompat, ia mendarat dengan kaki kiri lagi. Saat di udara, badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, dan sikap badan menghadapkembali ke posisi awal tadi.
c. Gaya Guling Barat (Western Roll)
Gaya ini biasa dikatakan menyerupai gaya gunting. Apabila kaki kiri digunakan sebagai tumpuan, mendaratpun dilakukan dengan kaki kiri lagi. Sementara itu, jika kaki kanan yang dijadikan tumpuan, mendaratpun mengunakan kaki kanan. Perbedaannya terlihat dari tehnik awalan. Gaya gunting mengmbil awalan dari tengga, sedangkan gaya guling barat mengambil awalan dari samping.
d. Gaya guling(straddle)
Dalam gaya guling ini, melompat melakukan awalan dari samping antara 3,5,7,atau 9 langkah, bergantung ketinggian yang diperlukan. Satu hal yang penting, saat menggambil awalan langkahnya ganjil. Gunakan kaki kanan atau kiri untuk menumpu. Sementara kaki lainnya untuk mengayun kedepan. Jika kaki ayun telah melewati mitar, balikan badan sehingga posisi bandan melungkup saat di atas mistar. Posisi pantat ushakan lebih tinggi dari kepala sehingga kepala tertunduk. Pada saat mendarat, jika tumpuan mengnakan kaki kiri, yang pertama kali mendarat adalah kaki kanan dan tanggan anan. Lalu berguling menyusuri punggung tanggan dan berakhir pada bahu. Kelangsunggan gerak lompat tinggi dapat dibagi atas walan tumpuan, melewati mistar, dan mendarat
Berikut ini teknik dasar lompat tinggi gaya Straddle:
Awalan lompat tinggi Straddle dilakukan dengan garis lurus yang menyerong dari permukaan depan matras pendaratan. Sudut yang disarankan adalah sekitar 20 – 30 derajat darigaris lurus matras. Tetapi dapat juga awalan tersebut terbentuk lengkungandengan sudut 45 – 55 Derajat terhadap letak mistar.
Tolakan kakoitumpu harus kuat agar menghasaIlkan gerakan naik yang maksimum. Untuk mencapai ini langkah terakhir agak lebih lebar dengan sikap badan agak menengadah disertai gerakan ayunan ke atas untuk membantumengangkat titik berat badan lebih tinggi.
Setelah mencapai titiktinggi maksimum, badan diputar ke kiri penuh dengan kepala mendahului melewati mistar, perut dan dada menghadap ke bawah. Kaki tumpuan yang semula berantung di tarik dalam sikap kangkang. Pada saat ini kaki kanan sudah turun dan tanggan sudah siap membantu mendarat.
Setelah melewati mistar dapat langsung jatuh pada punggung yang tidak mebahayakan bagi pelompat. Tetapi jika pendaratan bak pasir karna bak lompat yang empuk dan aman tidak aman tidak ada, maka pendaratan dengan kaki kanan, dan dibantu oleh kedua tanggan. Jika badan di jatuhkan, yang jatuh terlebih dahulu adalah pundak yang sebelah kanan kemudian berguling.
3. hal-hal peting dalam lompat tinggi
a. kesalahan-kelahan yang sering terjadi
b. hal-hal yang harus dihindari
c.Hal-hal yang harus diutamakan
Sumber https://www.olahragakesehatanjasmani.com/
1. Sejarah Lompat Tinggi
Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada olimpiade awal Yunani kuno, kompetisi pertama lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke 19, tempatnya di Scotlandia, dengan ketinggian hingga 1, 68 meter. Pelompat pada masa itu menggunakan metode pendekatan langsung atau teknik gunting.
Lompat tinggi tidak dilakukan secara sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai oleh para atlet agar terhindar dari kecelakaan. Pada abad ke-19, peserta lompat tinggi melompat dan mendarat di atas tanah yang berumput dengan menggunakan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakang, Gaya ini ternyata banyak mengakibatkan cedera pada peserta. Sementara kini, lompat tinggi dilakukan dengan mendarat di sebuah matras.
2. Gaya Dalam Lompat Tinggi
Biasanya, atlet yang mengambil bagian dalam lompat tinggi mempunyai postur badan kurus dan tinggi. Berikut adalah gaya-gaya yang biasa digunakan atlet dalam lompat tinggi.
a. Gaya Fosbury Flop
Gaya fosbury flop diperkenalkan oleh Dick Fosbury pada tahun 1968. Dalam gaya fosbuiry flop, awalan harus dilakukan dengan cepat dan menikung atau agak melingkar. Saat menolakkan, kaki haru kuat, dibantu dengan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan. Jika kaki tolakan menggunakan kaki kanana, tolakan harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu penolakankaki bersamaan dengan kedua tangan ke atas di samping kepala, badan melompat ke atas membuat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama-sama.
b. Gaya Gunting (Scissors)
Gaya gunting disebut juga dengan gaya Sweney. Pada saat melakukan gaya ini, atlet melompat mengambil awalan daroi tengah. Jika melakukantumpuanmenggunakan kaki kiri pada saat akan melompat, ia mendarat dengan kaki kiri lagi. Saat di udara, badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, dan sikap badan menghadapkembali ke posisi awal tadi.
c. Gaya Guling Barat (Western Roll)
Gaya ini biasa dikatakan menyerupai gaya gunting. Apabila kaki kiri digunakan sebagai tumpuan, mendaratpun dilakukan dengan kaki kiri lagi. Sementara itu, jika kaki kanan yang dijadikan tumpuan, mendaratpun mengunakan kaki kanan. Perbedaannya terlihat dari tehnik awalan. Gaya gunting mengmbil awalan dari tengga, sedangkan gaya guling barat mengambil awalan dari samping.
d. Gaya guling(straddle)
Dalam gaya guling ini, melompat melakukan awalan dari samping antara 3,5,7,atau 9 langkah, bergantung ketinggian yang diperlukan. Satu hal yang penting, saat menggambil awalan langkahnya ganjil. Gunakan kaki kanan atau kiri untuk menumpu. Sementara kaki lainnya untuk mengayun kedepan. Jika kaki ayun telah melewati mitar, balikan badan sehingga posisi bandan melungkup saat di atas mistar. Posisi pantat ushakan lebih tinggi dari kepala sehingga kepala tertunduk. Pada saat mendarat, jika tumpuan mengnakan kaki kiri, yang pertama kali mendarat adalah kaki kanan dan tanggan anan. Lalu berguling menyusuri punggung tanggan dan berakhir pada bahu. Kelangsunggan gerak lompat tinggi dapat dibagi atas walan tumpuan, melewati mistar, dan mendarat
Berikut ini teknik dasar lompat tinggi gaya Straddle:
- Langkah lari awalan
Awalan lompat tinggi Straddle dilakukan dengan garis lurus yang menyerong dari permukaan depan matras pendaratan. Sudut yang disarankan adalah sekitar 20 – 30 derajat darigaris lurus matras. Tetapi dapat juga awalan tersebut terbentuk lengkungandengan sudut 45 – 55 Derajat terhadap letak mistar.
- Teknik Tolakan Kaki
Tolakan kakoitumpu harus kuat agar menghasaIlkan gerakan naik yang maksimum. Untuk mencapai ini langkah terakhir agak lebih lebar dengan sikap badan agak menengadah disertai gerakan ayunan ke atas untuk membantumengangkat titik berat badan lebih tinggi.
- Bentuk gerakan saat melayang di atas mistar
Setelah mencapai titiktinggi maksimum, badan diputar ke kiri penuh dengan kepala mendahului melewati mistar, perut dan dada menghadap ke bawah. Kaki tumpuan yang semula berantung di tarik dalam sikap kangkang. Pada saat ini kaki kanan sudah turun dan tanggan sudah siap membantu mendarat.
- Teknik mendarat
Setelah melewati mistar dapat langsung jatuh pada punggung yang tidak mebahayakan bagi pelompat. Tetapi jika pendaratan bak pasir karna bak lompat yang empuk dan aman tidak aman tidak ada, maka pendaratan dengan kaki kanan, dan dibantu oleh kedua tanggan. Jika badan di jatuhkan, yang jatuh terlebih dahulu adalah pundak yang sebelah kanan kemudian berguling.
3. hal-hal peting dalam lompat tinggi
a. kesalahan-kelahan yang sering terjadi
- Awalan kurang baik, terlalu cepat atau kurang cepat
- Padawaktu bertumpu, kaki kurang kuat menolak tumpuan kurang mengenadah, sehingga kecepatan maju tidak berubah menjadi gerakan ke atas
- Pada waktu melewati mistar kepala mendahului mistar, sehingga titik ketinggian maksimal tidak tepat di atas mistar tetapi berada di depan atau dibelakang mistar, meskipun sebagian badannya melewati mistar, tetaoi bagian yang lain menyentuh mitar.
b. hal-hal yang harus dihindari
- Memperpendek langkah akhir pada awalan
- Kecondongan badan ke depan
- Penganggakatan tidak penuh dari kaki ayunan
- Kaki penolak yang membengkok pada saat take off.
- Kaki penolak naik tanpa di bengkokkan
- Badan dilengkungkan ke belakang ata mistar
- Memutar badan pada samping kanan yang semestiannya pada bagian perut.
- Rotasi tidak cukup dari pinggang pada waktu di atas mistar
c.Hal-hal yang harus diutamakan
- Rendahkan titik pusat grafitasi pada saat langkah terakhir
- Bertolak dan angkat vertical ke atas dengan gerakan yang betul dari lengan
- Angkatlah kaki ayun dengan gerak tendangan
- luruskan kaki ayun pada saat melewati kaki penolak
- Angkat kaki tolak bengkok kea rah bahu
- Turunkan kepala dan bahu
- Turunkan kaki ayun disebelah lain dari mistar
- Bukalah keluar dengan kaki tolak
- Peraturan Asas Lompat Tinggi
- Lompatan akan dianggap tidak sah jika peserta menyentuh palang palang dan tidak melompat
- Menjatuhkan palang saat melakukan lompatan atau menyentuh kawasan mendarat
- Peserta dinyatakan gagal jika pada saat melompat tidak dapat melintasi palang sebanyak 3 kali berturut-turut
- Seorang peserta berhak meneruskan lompatan (Walaupun semua peserta lain gagal sehingga tidak dapat meneruskannya lagi) mengikuti peraturan yang berlaku.
- Ketinggian lompatan diukur secara menegak dari atas tanah hingga bagian tengah di sebelah atas padang.
Sumber https://www.olahragakesehatanjasmani.com/