CONTOH MODUL PROFESI KEGURUAN |FAKULTAS PENDIDIKAN GURU

MODUL
HAKIKAT PROFESI KEGURUAN

Kegiatan Belajar
Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pekerjaan Profesi

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Ciri-ciri profesi, yaitu adanya:
1. standar unjuk kerja;
2. lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab;
3. organisasi profesi;
4. etika dan kode etik profesi;
5. sistem imbalan;
6. pengakuan masyarakat.

Kegiatan Belajar
Profesi Keguruan
Setelah Anda mempelajari secara mendalam kegiatan belajar 2 ini, kemudian Anda pun telah mengerjakan latihan maka coba Anda simak rangkuman di bawah ini.

Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).

Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan sosial.

Kegiatan Belajar
Ciri-ciri Profesi Keguruan
Ciri-ciri jabatan guru adalah sebagai berikut.
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Kegiatan Belajar
Latar Belakang Profesi Keguruan

Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru, pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar. Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis (MGMP).

Kegiatan Belajar


Ruang Lingkup Profesi Keguruan

Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas (1) layanan administrasi pendidikan; (2) layanan instruksional; dan (3) layanan bantuan, yang ketiganya berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secara optimal.

Ruang lingkup profesi guru dapat pula dibagi ke dalam dua gugus yaitu gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional dan gugus kemampuan profesional.



MODUL
KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU
 
Kegiatan Belajar 1

Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung terhadap pelaksanaan tugas guru.
Beberapa kompetensi kepribadian guru antara lain sebagai berikut.

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

2. Percaya kepada diri sendiri.

3. Tenggang rasa dan toleran.

4. Bersikap terbuka dan demokratis.

5. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya.

6. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya.

7. Memahami tujuan pendidikan.

8. Mampu menjalin hubungan insani.

9. Memahami kelebihan dan kekurangan diri.

10. Kreatif dan inovatif dalam berkarya.

Kegiatan Belajar 2


Kompetensi Sosial Guru

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat guru tinggal.

Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru, antara lain berikut ini.

1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua Peserta didik.

2. Bersikap simpatik.

3. Dapat bekerja sama dengan BP3.

4. Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.

5. Memahami Dunia sekitarnya (Lingkungan).



MODUL
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Kegiatan Belajar 1


Komponen-komponen Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.

Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah berikut ini.

1. Penguasaan Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.

2. Pengelolaan program belajar-mengajar.

3. Pengelolaan kelas.

4. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.

5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.

6. Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.

7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah.

8. Menguasai metode berpikir.

9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.

10. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.

11. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.

12. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

13. Mampu memahami karakteristik peserta didik.

14. Mampu menyelenggarakan Administrasi Sekolah.

15. Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan.

16. Berani mengambil keputusan.

17. Memahami kurikulum dan perkembangannya.

18. Mampu bekerja berencana dan terprogram.

19. Mampu menggunakan waktu secara tepat.

Kegiatan Belajar 2


Hubungan antara Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar

Penguasaan Materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar. Penguasaan materi seorang guru dilakukan dengan cara membaca buku-bulu pelajaran. Kemampuan penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan mengajar guru, semakin dalam penguasaan seorang guru dalam materi/bahan ajar maka dalam mengajar akan lebih berhasil jika ditopang oleh kemampuannya dalam menggunakan metode mengajar.

Penguasaan bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara melakukan pendekatan terhadap materi ajar.

Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi, senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.

Kegiatan Belajar 3


Keputusan Situasional dan Transaksional

Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis situasi (tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan siswa).

Keputusan situasional diambil guru ketika menyusun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pelajaran (satpel).

Keputusan transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasional berdasarkan balikan yang diperoleh guru dari interaksinya dengan siswa maupun dari interaksi antar siswa dalam PBM yang sedang berlangsung.

Keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang berkembang dalam melaksanakan PBM.



MODUL
PERAN GURU SEBAGAI PENGAJAR

Kegiatan Belajar


Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yang menekankan pentingnya pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu. Rancangan pembelajaran harus dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang berorientasi kepada perkembangan siswa. Perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang mencakup komponen-komponen: (a) Analisis kurikulum, (b) tujuan instruksional, (c) rencana kegiatan, (d) rencana evaluasi.

Kegiatan Belajar 2
Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas

1. Pembelajaran yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik baik sebagai dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran berlangsung dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu lingkungan atau kondisi belajar yang kondusif.

2. Pendekatan pluralistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan, dan memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan dan memelihara lingkungan belajar yang efektif.

3. Masalah pengajaran dan manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan. Keduanya saling terkait; manajemen kelas merupakan prasyarat bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.

4. Lingkungan belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhatikan faktor keragaman dan perkembangan peserta didik. Manajemen kelas dikembangkan melalui tahap-tahap: perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan strategi, dan penilaian efektivitas strategi.

5. Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsur penting dalam manajemen kelas karena memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan peserta didik

Kegiatan Belajar 3
Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring dengan teknik-teknik inkuiri, observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang digunakan didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa digunakan berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar

Kegiatan Belajar 4
Peran Guru dalam Memahami Perkembangan Siswa sebagai Dasar Pembelajaran

Selagi pembelajaran merupakan proses pengembangan pribadi siswa maka perkembangan siswa harus menjadi dasar bagi pembelajaran. Aspek-aspek perkembangan siswa yang mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, pribadi, dan sosial mempunyai implikasi penting bagi proses pembelajaran. Implikasi itu menyangkut pengembangan isi dan strategi pembelajaran, dan kerja sama sekolah dengan orang tua.


MODUL 5
HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING

Kegiatan Belajar 1
Pengertian dan Tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Bimbingan dapat diartikan sebagai "proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal".

2. Konseling diartikan sebagai "proses membantu individu (klien) secara perorangan dalam situasi hubungan tatap muka, dalam rangka mengembangkan diri atau memecahkan masalah yang dihadapinya".

3. Konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan, yang dipandang inti dari keseluruhan layanan bimbingan.

4. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu atau peserta didik agar dapat mengembangkan kepribadiannya secara optimal, baik menyangkut aspek fisik, intelektual, emosional, sosial maupun moral-spiritual.

Kegiatan Belajar 2
Fungsi, Asas, dan Prinsip Bimbingan

1. Sebagai proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), bimbingan berfungsi sebagai upaya (a) pemahaman,(b) pencegahan, (c) pengembangan, dan (d) perbaikan.

2. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip (a) individu atau peserta didik sedang berada dalam proses berkembang, (b) sasaran bimbingan adalah semua peserta didik, (c) mempedulikan semua aspek perkembangan, (d) kemampuan peserta didik merupakan dasar bagi penentuan pilihan, (e) bimbingan merupakan bagian terpadu pendidikan, dan (f) bantuan yang diberikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan peserta didik merealisasikan dirinya.

3. Penyelenggaraan bimbingan yang profesional harus mempedulikan asas-asas, seperti kerahasiaan, keterbukaan, keahlian, kedinamisan, dan tut wuri handayani.

Kegiatan Belajar 3
Bidang dan Jenis-jenis Layanan Bimbingan

1. Penyelenggaraan bimbingan itu, meliputi bidang-bidang pribadi, sosial, akademik, dan karier.

2. Jenis-jenis layanan bimbingan, meliputi orientasi, informasi, pembelajaran, bimbingan kelompok, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, dan konseling kelompok

Kegiatan Belajar 4
Hubungan Bimbingan dengan Pendidikan

Pendidikan akan terselenggara dengan baik, apabila ditunjang oleh komponen-komponennya yang meliputi bidang kepemimpinan atau administrasi, pengajaran, dan layanan pribadi siswa atau bimbingan. Melalui bimbingan, proses pendidikan dapat memfasilitasi berkembangnya aspek-aspek atau karakteristik pribadi siswa secara optimal.


MODUL 6
PERAN GURU DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Kegiatan Belajar 1
Peran Kepembimbingan Guru dalam Pembelajaran di Sekolah

Sesuai dengan sifat dan karakteristik perkembangan anak sekolah, bimbingan dan konseling di sekolah lebih efektif menjadi bagian terpadu dari tugas guru BP. Bimbingan di sekolah dilaksanakan secara terpadu dalam proses pembelajaran, kecuali hal-hal yang memerlukan penanganan khusus.

Dalam proses pembelajaran di sekolah guru perlu menampilkan peran kepemimpinan dengan jalan menciptakan iklim atau suasana pembelajaran yang bermuatan/bernuansa bimbingan. Dalam proses pembelajaran itu guru berperan tidak hanya sebatas menyampaikan bahan ajar, tetapi sekaligus mengembangkan perilaku-perilaku efektif baik yang berkenaan dengan perilaku belajar, pribadi, sosial maupun karir.

Kegiatan Belajar 2
Membantu Siswa Bermasalah

Masalah yang dihadapi siswa dapat dibedakan ke dalam masalah belajar dan masalah bukan belajar. Akan tetapi biasanya masalah tersebut bermuara menjadi kesulitan belajar. Kesulitan belajar siswa dapat diidentifikasi dengan melakukan tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, pengamatan kebiasaan belajar.

Faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar bisa digolongkan ke dalam faktor eksternal dan internal. Ada beberapa teknik membantu siswa yang kesulitan belajar, yaitu (1) pengajaran perbaikan, (2) pengayaan, (3) peningkatan motivasi belajar, (4) peningkatan keterampilan belajar, (5) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.

Kegiatan Belajar 3
Pengembangan Program Bimbingan di Sekolah

Ada 4 komponen inti dalam program bimbingan, yaitu (1) Layanan dasar umum, (2) Layanan responsif, (3) Layanan perencanaan individual, dan (4) Pendukung sistem. Layanan dasar umum adalah layanan yang diarahkan untuk membantu seluruh murid mengembangkan perilaku-perilaku yang harus dikuasai untuk jangka panjang. Layanan responsif adalah layanan membantu murid mengatasi masalah atau mengembangkan perilaku yang menjadi kebutuhan pada saat ini dan harus segera dilayani. Layanan perencanaan individual diarahkan untuk membantu murid merencanakan pendidikan, karir dan pengembangan pribadi.

http://smpn4cimahi.com/?p=37
hakikat pengelolaan kelas.

1. Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.

2. Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.

3. Pengelolaan kelas merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif.


Penataan Lingkungan Kelas

1. Efektivitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh keadaan lingkungan fisik kelas serta hubungan sosio-emosional siswa-guru dan siswa-siswa.

2. Lingkungan fisik kelas yang mempengaruhi lancarnya proses pembelajaran adalah tatanan ruangan kelas dan isinya.

3. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan guru dalam menata ruangan kelas adalah visibility (keleluasaan pandangan), kemudahan mencapai sesuatu/ mudah dijangkau, fleksibilitas (keluwesan), kenyamanan, dan keindahan.

4. Dalam menata tempat duduk, guru harus memperhatikan tujuan dan strategi pembelajaran.

5. Karakteristik guru yang dapat menunjang terciptanya hubungan sosio-emosional di kelas, antara lain adalah disukai oleh siswa, memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya, akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa, bersikap positif terhadap pertanyaan siswa, serta sabar, teguh, dan tegas.

6. Hubungan sosio-emosional antarsiswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan kelompok, baik belajar kelompok maupun bekerja kelompok.



DISIPLIN KELAS

Hakikat Disiplin Kelas

Secara umum, disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang ditetapkan. Disiplin kelas dapat diartikan sebagai;

·

o tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas, dan

o teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas


Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut:

o agar siswa mampu mendisiplinkan diri sendiri.

o disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah.

o disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif.

o tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus kepada tidak terjadinya belajar yang diharapkan.

o jumlah siswa dalam satu kelas umumnya banyak.

o kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisiplin di masyarakat.

Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang cukup kompleks dan saling berkaitan, yang dapat dibedakan atas faktor fisik, sosial, dan psikologis.



Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas

1. Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam menanamkan dan menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut antara lain sebagai berikut.



1. Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan apa yang diinginkan oleh gurunya.

2. Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa beranggapan bahwa guru harus tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Sejalan dengan pandangan ini adalah anggapan yang mengatakan:

1. pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang menghormati hak individu dan meningkatkan harkat dan konsep diri; serta

2. komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu dalam penanaman disiplin.

3. Pandangan behaviorisme mengatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol.

2. Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

· menjadi model atau memberi contoh,

· mengadakan pertemuan kelas secara berkala,

· menerapkan aturan secara luwes,

· menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak, serta

· meningkatkan partisipasi siswa.

1. mengabaikan,

2. menatap agak lama,

3. menggunakan isyarat nonverbal,

4. mendekati,

5. memanggil nama, serta

6. mengabaikan secara sengaja.

a. Gangguan ringan dapat diatasi antara lain dengan cara:

b. Gangguan berat dapat diatasi antara lain dengan:

2. 3. Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. memberi hukuman secara bijaksana, serta

2. melibatkan orang tua.






c. Perilaku agresif dapat diatasi antara lain dengan cara:

1. menukar teman duduk,

2. menghindari konfrontasi,

3. mendinginkan emosi/suasana,

4. menghindari kata-kata kasar, dan

5. konsultasi dengan pihak lain.



Sumber : Buku Strategi Belajar Mengajar oleh Udin S. Winataputra




http://www.ilmupsikologi.com/?p=10

Oleh: Drs. Yadi Purwanto, MM

Pendahuluan

Pendidikan anak di jaman kesejagatan dan modern ini tidaklah mudah. Di satu sisi jaman ini memberikan berbagai banyak kemajuan teknologi yang memungkinkan anak-anak kita memperoleh fasilitas yang serba “canggih” dan “wah”. Anak-anak sekarang sejak dini sudah mengenal HP, camera, dan berbagai peralatan yang amat jauh dengan jaman “ aku si anak singkong”. Kemajuan yang demikian cepat juga ditengarai membawa dampak negatif seperti tersedianya informasi negatif melalui media masa dengan teknologi yang sulit untuk dihindari. Misalnya: porno, kekerasan, konsumerisme, takhayul, klenik dan kemusyrikan melalui berbagai media informasi seperti internet, handphone, majalah, televisi dan juga vcd.

Berbagai kenyataan modernitas dan ketersediaan tersebut faktanya tidak sulit bahkan setiap hari disediakan baik oleh keluarga, masyarakat dan juga dunia informasi. Maraknya dunia periklanan memaksa informasi beredar lebih mudah, lebih seronok dan juga lebih merangsang rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba sebagai akibat “rayuan maut” publikasi yang memang dirancang secara apik oleh para ahli komunikasi dengan biaya yang mahal dan dengan dampak meluas dan mendalam. Dapat dikatakan informasi-informasi tersebut dapat lebih cepat hadir daripada sarapan pagi kita, atau lebih cepat disantap daripada nasehat orang tua. Informasi tersebut masuk melalui jendela-jendela ICT (information communication technology).

Lingkungan Pengaruh

Bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan pengaruh inti, setelah itu sekolah dan kemudian masyarakat. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orangtua dan orang-orang terdekat. Dalam bentuknya keluarga selalu memiliki kekhasan. Setiap keluarga selalu berbeda dengan keluarga lainnya. Ia dinamis dan memiliki sejarah “perjuangan, nilai-nilai, kebiasaan” yang turun temurun mempengaruhi secara akulturatif (tidak tersadari). Sebagaian ahli menyebutnya dbahwa Pengaruh keluarga amat besar dalam pembentukan pondasi kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya adalah keluarga yang penuh konflik, tidak bahagia, tidak solid antara nilai dan praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai baru yang rusak.

Lingkungan kedua adalah lingkungan masyarakat, atau lingkungan pergaulan anak. Biasanya adalah teman-teman sebaya di lingkungan terdekat. Secara umum anak-anak Indonesia merupakan anak “kampung” yang selalu punya “konco dolanan”. Berbeda dengan anak kota yang sudah sejak dini terasing dari pergaulana karena berada di lingkungan kompleks yang individualistik.

Secara umum masyarakat Jawa hidup dalam norma masyarakat yang relatif masih baik, meskipun pergeseran-pergeserannya ke arah rapuh semakin kuat. Lingkungan buruk yang sering terjadi di sekitar anak, misalnya: kelompok pengangguran, judi yang di”terima”, perkataan jorok dan kasar, “yang-yangan” remaja yang dianggap lumrah, dan dunia hiburan yang tidak mendidik.

Sebenarnya masih banyak pengaruh positif yang dapat diserap oleh anak-anak kita di wilayah budaya masyarakat Jawa, seperti: tutur kata bahasa Jawa yang kromo inggil ataupun berbagai peraturan hidup yang tumbuh di dalam budaya Jawa. Masalahnya adalah bagaiamana mengelaborasi nilai-nilai tersebut agar cocok dengan nilai-nilai modernitas dan Islam.

Namun pada masa kini pengaruh sesungguhnya mana yang buruk dan bukan menjadi serba relatif dan kadang tidak dapat dirunut lagi. Banyak anak yang mengalami kesulitan menghadapi anak bukan karena keluarga mereka tidak memberikan kebiasaan yang baik. Demikian juga banyak anak yang tetap dapat menjadi baik justru tumbuh di keluarga yang kurang baik.

Meskipun demikian secara umum berdasarkan penelitian, bahwa anak-anak akan selalu menyalahkan kondisi keluarga manakala mereka menghadapi masalah apa saja, apakah karena keluarganya telah melakukan yang benar apalagi kalau buruk.

Indikasi pengaruh negatif

Sulit untuk dipisahkan apakah karena kondisi keluarga atau lingkungan sebaya dan pergaulan. Namun sebaiknya para orang tua perlu mengantisipasi beberapa indikasi negatif berikut ini:

(1) Apabila acara TV telah menyedot perhatian anak pada jam-jam efektif belajar. Berdasarkan survey bahwa anak-anak usia sekolah dasar perkotaan menghabiskan waktunya 43% untuk menonton acara TV pada jam-jam belajar. Mereka menjadi sasaran produser film dan iklan-iklan consumer good.

(2) Anak mulai menyukai kegiatan luar rumah pada jam-jam belajar di rumah dan mengalihkan pada kegiatan non-belajar, seperti: jalan-jalan ke mall, play station, dan tempat nongkrong lain. Berdasarkan penelitian Deteksi Jawapos (Maret 2005) bahwa anak-anak SD sekarang ini mengalami penurunan greget belajar karena memperoleh alternatif mengalihkan perhatian pada (acara TV, hiburan luar ruang, dan jalan-jalan).

(3) Anak-anak merasa kesulitan menghafal atau mengerjakan PR secara terus menerus tetapi merasa ketagihan untuk melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pencerdasan diri. Berdasarkan pengamatan Prof. Kusdwiratri (Desember, 2004) menurunnya minat intelektual disertai tidak berminatnya pada kegiatan lain yang mencerdaskan anak bukti berhasilnya sistem hiburan secara massal terhadap anak-anak Indonesia dan dunia belajar anak yang gagal. Perlu diwaspadai jangan sampai pengaruhnya berlangsung permanen.

Pendidikan Integratif

Dengan sitem pengaruh lingkungan seperti sekarang ini, cukup sulit bagi keluarga jaman ini untuk hanya menekankan pendidikan di salah satu lini saja. Sehebat apapun keluarga menyusun sistem pertahanan diri, anak-anak tetap akan menajdi santapan dunia yang serba modern. Kalau tidak sekarang ya akhirnya akan bersentuhan juga. Menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah juga bukan segala-galanya. Jaman ini amat sulit mencari pendidikan yang “kaffah lahir dan bathin” serta terjangkau biayanya oleh kebanyakan orang tua.

Namun dari berbagai kekhawatiran tersebut, kini mulai muncul berbagai pendidikan alternatif yang bisa dipilih. Namun tetap harus menekankan bahwa pendidikan keluarga adalah inti dan sekolah adalah komplemen pelengkap. Beberapa pilihan cerdas tersebut dapat berupa:

(1) Sekolah fullday yang mengintegrasikan pendidikan agama dan pendidikan sains dalam lingkungan terkontrol dan terarah dengan nilai-nilai modernitas dan islami.

(2) Sekolah biasa yang bermutu dengan kontrol yang ketat dalam masalah akhlak dan perilaku dengan memberikan penguatan berupa kursus-kursus dan materi tambahan yang dapat memberikan keunggulan.

(3) Sekolah pesantren dengan menambah penguatan pada aspek sains dan ketrampilan.

Rumahku Surgaku

Bagaimanapun ujung dari pendidikan adalah tanggung jawab orang tua, yang berbasis rumah. Masalahnya adalah apakah setiap orang tua kita memiliki kecerdasan yang memadai untuk menjalankan fungsi besar ini? Itulah fungsi besar Ibu-ibu menjadikan rumah sebagai surga melalui tangan bijak sang suami.

Nampaknya ibu-ibu rumah tangga perlu dicerdaskan melalui pendidikan mitra-sekolah. Bahkan di jaman “ibu-ibu sibuk” memasuki dunia kerja, maka para pembantu rumah tangga kita perlu menjadi “Nanny and Govern” yang cerdik pandai seperti Halimah di jaman Nabi yang mampu mengajarkan bahasa Arab dengan kualifikasi terbaik, Yukabad di Jaman Fir’aun yang mampu mengajari Musa bagaimana menjadi pemuda tangguh.

Penutup

Tantangan terbesar dalam pendidikan anak jaman ini adalah informasi yang rusak dan pengaruh buruk yang diciptakan oleh lingkungan modernitas yang tidak berbasis agama.

Tugas berat para orang tua adalah meyakinkan fungsi keluarga mereka benar-benar amana, nayaman bagi anak-anak mereka. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, sholeh, dan tentu saja tercukupi lahir dan bathinnya. Padahal mana ada surga yang dibangun di atas keserbakekurangan iman, ilmu dan amal sholeh.

Tugas masyarakat adalah bagaimana menjadikan dirinya aman bagi generasi mereka sendiri. Kini yang terjadi kita semua mencemaskan lingkungan kita sendiri. Bahkan kita hampir-hampir tak percaya dengan sekolah kita bahwa mereka mampu menjadi daerah yang aman bagi anak-anak kita.

Tugas besar ini memang mirip dengan tugas kenabian:

”Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al Kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (QS. Al Baqarah:151).

Tetapi bukanklah Allah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menyiapkan generasi yang terbaik untuk setiap jamannya.

Share and Enjoy:

http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=415




Sumber http://www.teoripendidikan.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel