Sembilan Aspek Pendidikan Islam
Monday, December 19, 2011
Berbagai usaha dilakukan para ulama dari berbagai zaman untuk menggali dan merumuskan manhaj Rasulullah serta tahap-tahapnya mandidik muslim generasi pertama menjadi manusia-manusia unggulan sepanjang masa. diantara para ulama agung itu adalah Ibnu Qayyim al-Jauziyah (lahir di Damaskus 691 H) Hasan bin Ali Hasan al-Hijasy merangkum pemikiran Ibnu Qayyim yang tersebar itu dalam sebuah disertasi doktornya di fakultas ilmu-ilmu sosial jurusan tarbiyah Universitas Imam Muhammad bin Su’ud, Arab Saudi (Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, penerbit al-Kautsar, Jakarta Februari 2001
Dibawah ini adalah tips untuk melakukan 9 jenis tarbiyah yang digali Ibnu Qayyim rangkuman DR Hasan al-Hijazy.
1. Tarbiyah Imaniyah (mendidik iman)
Ada tiga sarana (wasilah) untuk mendidik iman kita yaitu;
Pertama, selalu mentadaburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. Tadabur itu bisa dilakukan dengan penglihatan biasa (bashirah), bisa juga denga penalaran akal sehat, dengan mentadabur kekuasaan Allah, hasil-hasil ciptaan-Nya, gejala-gejala alam, kesempurnaan manusia, juga ayat-ayat al-qur’an.
Kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian. Hendaknya kita harus bisa menempatkan kapan harus ingat mati, agar tibul keshusyukan dalam diri kita.
Ketiga, mendalami fungsi semua jenis ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. Caranya denga banyak mengerjakan amal shalih yang sendi utamanya adalah keikhlasan; juga memperbanyak do’a dan harapan kepada Allah semata, menghindari riya’ dalam berbakti dan bertindak, mencintai firman Allah, berkeyakinan bahwa kelak akan berjumpa langsung dengan Allah, dan terakhir melanggengkan ridlo dan rasa syukur dalam keadaan apapun serta dalam keadaan bagaimanapun.
2. Tarbiyah Ruhiyah (mendidik ruhani)
Ibnu Qayyim mencatat 7 cara melakukan tarbiyah ruhiyah, yaitu: memperdalam iman kepada hal-hal (ghaib) yang dikabarkan Allah seperti azab kubur, alam barzah, akhirat, hari perhitungan; memperbanyak dzikir dan sholat; melakukan muhasabah (intropeksi diri) setiap hari sebelum tidur; mentadaburi makhluk Allah yang banyak menyimpan bukti-bukti kekuasaan, ketauhidan, dan kesempurnaan sifat Allah; serta mengagungkan, menghormati, dan mengindahkan seluruh perintah dan larangan Allah.
3. Tarbiyah Fikriyah (mendidik pikiran)
Kegiatan tafakkur (merenung/berkonsentrasi) menurut Ibnu Qayyim adalah menyingkap beberapa perkara da membedakan tingkatannya dalam timbangan kebaikan dan keburukan. dengan tafakkur, seseorang bisa memebedakan antara yang hina dan yagn mulia, dan antara yg lebih buruk dari yang buruk. kata Imam Syafi’i “Minta tolonglah atas pembicaraan mu dengan diam dan atas analisamu dengan tafakur .” Ibnu Qayyim mengomentari kalimat itu dengan berkata “yang demikian itu dikarenakan tafakur adalah amalan hati, dan ibadah adalah amalan juwariyah(fisik), sedang kedudukan hati itu lebih muia daripada jawariyah, maka amal hati lebih mulia dari pada jawariya. disamping itu, tafakur bisa membawa seseorang pada keimanan yagn tak bisa diraih oleh amal semata.” Sebaik-baik tafakur adalah saat membaca Al-qur’an, yang akan mengantar manusia kepada ma’rifatullah (menganal Allah).
4. Tarbiyah ‘Athifiyah (mendidik perasaan)
Naluri (insting), kesediahan, kegambiraan, kemarahan, ketakutan, dan cinta merupakan perasaan-perasaan utama yagn selalu mendera manusia. sedangkan cinta adalah perasaan yang bisa menjadi motivasi paling kuat untuk menggerakkan manusia malakukan apapun. Maka Ibnu Qayyim memberi 11 resep menundukan perasaan cinta, yaitu: menanamkan perasaan yang kuat bahwa seorang hamba sangat buth Allah, bukan yagn lain; meyakinkan diri sendiri bahwa satu hati yang menjadi milik manusia harus dipenuhi hanya oleh satu cinta; mengokohkan perasaan bahwapemilik segala sesuatu di dunia ini hanya Allah semata; beribadah kepada Allah dengan nama-nama Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zhahir, dan Maha Batin demi menumbuhkan rasa fakir (butuh) kepada Allah; bersikap tegas bahwa tak ada yang lebih tinggi dan mulia kedudukannya sesudah Allah; menanamkan ma’rifat tentang betapa banyak nikmat Allah dan batapa banyak kelemahan kita; menanamkan ma’rifat bahwa Allah lah yang telah yang telah menciptakan semua perbuatan hambanya dan telah menanamkan iman didalam hatinya; menanamkan perasaan butuh pada hidayah Allah dalam setiap detik kehidupannya; serius memanjatkaqn do’a-do’a yagn meminta pertolongan Allah dalam menghadapi apapun; mananakan kesadaran penuh akan nikmat dan karunia-Nya yagn begitu banyak; serta, menanamkan ilmu bahwa cinta kepada Allah merupakan tuntutan iman.
5. Tarbiyah Khuluqiyah (mendidik akhlaq)
Misi utama Rasulullah dimuka bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. contoh-contoh utama akhlak mulia yang diharapkan dari seorang manusia adalah sabar, syaja’ah(keberanian), al-itsar (mendahulukan kepentingan orang lain), syukur, jujur, dan amanah. Cara mendidikkan akhlaq yang mulia itu adalah:
Pertama, mengosongkan hati dari itikad dan kecintaan kepada segala hal yang bathil.
Kedua mengaktifkandan menyertakan seseorang dalam perbuatan baik (al-birr) serta melatih dan membiasakan seseorang dalam perbuatan baik itu
ketiga, memberi gambaran yagn buruk tentang akhlaq tercela. Dan menunjukan bukti-bukti nyata sebagai buah dari akhlaq yang mulia.
6. Tarbiyah Ijtimaiyah (mendidik bermasyarakat)
Pendidikan kemasyarakatan yang baik adalah yang selalu memperhatikan perasaan orang lain. Seorang muslim dalam masyarakat tidak dibenarkan menyakiti saudaranya walaupun hanya dengan menebar bau yang tidak enak. Ibnu Qayyim berpendapat, tidak cukup hanya tidak menyakiti perasaan, seorang muslim harus mampu membahagiakan dan menyenangkan hati saudara-saudara di sekiarnya.
7. Tarbiyah Iradiyah (mendidik cita-cita)
Tarbiyah Iradiyah berfungsi mendidik setiap muslim untuk memiliku kecintaan terhadap sesuatu yang dicita-citakan, tegar menanggung erita di jalanny, sabar dalam menempuhnya mengingat hasil yang kelak akan diraihnya serta melatih jiwa dengan kesungguhan dalam beramal. Tanda-tanda iradah yang sehat adalah kegelisahan hati dalam mencari keridhaan Allah dan persiapan untuk bertemu dengan-Nya. seseorang yang iradahnya sehat juga aka bersedih karena menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak diRidhai Allah. sedangkan iradah yang rusak akan lahir dalam bentuk penyakit ilmu, pengetahuan, dan keahlian yang berlawanan dengan syari’at Allah.
8. Tarbiyah Badaniyah (mendidik jasmani)
Seorang muslim harus secara terprogram memeperhatikan unsur badan menjaganya dan memnuhi hak-haknya secara sempurna. Perhatikan yag demikian akan mengantarkan seseorang pada ketaatan penuh dan kesempurnaan dalam menjalankan semua yang diwajibkan Allah kepadanya. Tarbiyah badaniyah ini meliputi: pembinaan badan di waktu sehat; pengobatan di waktu sakit; pemenuhan kebutuhan gizi; serta olah raga (Tarbiyah riyadhah).
9. Tarbiyah Jinsiyah (pendidikan seks)
Insting seks merupakan sesuatu yang diciptakan Allah, yan gsegera diwadahi ielh satu-satunya lembaga halal yaitu pernikahan. Faedah dari seks (jima’) menurut Ibnu Qayyim adalah: pertama, menjaga dan melestarikan kehidupan manusia; kedua, mengeluarkan sperma yang jika tertimbun terlalu lama dalam tubuh akan membahayakan kesehatan manusia; ketiga, wasilah untuk memenuhi hajat seksual dan untuk meraih kenikmatan batin dan biologis.
Tarbiyah Jinsiyah bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: memperbanyak pembicaraan tentang bahaya zinaq dan berbagai kerusakan yang ditimbulkan nya, termasuk ancaman terhadap dosa zina; menyebarluaskan peringatan dan penjelasan tentang bahaya serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan perilaku homoseksual; menjadikan kebiasaan untuk membatasi pandangan mata sebagai kebudayaan di tengah masyarakat; tidak berkata-kata maupun melangkahkan kaki kecuali kepada hal-hal yang pasti mendapat pahala Allah; menyatakan perang terhadap semua bentuk nafsu dan keinginan yang buruk; meniadakan waktu yang kosong; memerbanyak ibadah sunnah; melarang anak-anak bergaul dengan teman yang buruk akhlaknya; melarang anak-anak dengan keras untuk mendekati khamr (minuman keras); serta melindungi anak-anak dari penyimpangan fitrah kelaminnya.
Taken From: Banyak Sumber